Suharto yang karib disapa Cang Ato atau Cing Ato, menjadi narasumber sesi motivasi di pertemuan ke 31 WAG Belajar Menulis PGRI binaan Om Jay dan Tim malam tadi.
Sayangnya semalam saya tidak menyimak langsung paparan materi beliau, karena saya tidur lebih cepat dari biasanya. Sudah dua hari kepalanya rasanya kliyengan. Pagi ini saya scroll semua chat dan mulai membacanya dan hati saya mulai gerimis saat membacanya.
Dulu, beliau adalah orang yang begitu antusias dengan kegiatan literasi. Saking antusiasnya beliau mulai menjelajahi dunia maya, untuk mencari pelatihan literasi. Tak lama beliau mendapatkan informasi terkait pelatihan menulis PTK, public speaking, dan writing camp bath 6. Tentu saja hal ini tidak disia-siakannya. Dengan penuh semangat beliau mengikuti pelatihan tersebut. Dari sinilah beliau kemudian kenal dengan bang Namin, om Jay, om Dedi, om Dian kelana, dan lainya. Kegiatan ini terjadi sekitar tahun 2015 -2016.
![]() |
dokumentasi Cang Ato saat mengikuti pelatihan |
![]() |
foto bersama Om Jay |
Demikianlah sosok Suharto atau Cang Ato yang kerap mengisi kegiatan liburan sekolah dengan selalu mencari dan mengikuti pelatihan walaupun berbayar dan jauh dari rumah serta harus meninggalkan keluarga berhari-hari. Hal tersebut tentu saja membuahkan hasil, beliau berhasil membuat PTK dan buku antologi.
Kemudian pada Desember 2017, Cang Ato mengikuti pelatihan Media Guru di daerah Cipanas. Dari pelatihan ini beliau berhasil menulis buku solo perdana yang diberi judul Mengejar Azan, buku ini bercerita tentang perjalanan hidup dalam menuntut ilmu. Cang Ato kemudian meminta temannya yang pelukis untuk melukis buku solo beliau, sebagai wujud kebanggan dan kebahagiaan.
![]() |
lukisan buku solo Cang Ato |
Buku solo perdana yang sangat bersejarah bagi Cang Ato. Sepenuh hati beliau pajang lukisan tersebut di ruang tamunya.
Namun, setiap manusia berjalan dengan ujian hidupnya masing-masing. Tepat tanggal 19 Juli 2018 Seluruh badan Cang Ato lumpuh, tak bisa digerakan, bahkan napaspun terasa sulit sekali. Beruntung Cang Ato segera dilarikan ke rumah sakit. Saat itu hanya kepala dan kelopak mata saja yang masih bisa digerakan.
Usut punya usut, Cang Ato terserang penyakit langka. GBS ( Guillain Barre Syndrome), yang ketika saya googling untuk mencari tahu, ternyata GBS merupakan penyakit autoimun yang tergolong langka. Pada penyakit ini, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melindungi justru menyerang sistem saraf perifier yang bertanggung jawab mengendalikan pergerakan tubuh.
Pada kasus Cang Ato, penyakit ini mematikan seluruh syarafnya sampai napas pun harus dibantu dengan mesin ventilator. Tidak selesai sampai disitu, selama setahun tubuhnya tidak mampu digerakan sama sekali. Bahkan pada saat pulang dari rumah sakit pun masih harus memakai oksigen. Namun berkat kesabaran istri dan keluarga juga ikhtiar tak henti dibarengi kepasrahan pada Yang Maha Kuasa, akhirnya mulailah tangan kiri mampu digerakan sedikit demi sedikit, lalu diikuti dengan tangan kanan. Butuh waktu 6 bulan tangannya bisa menyentuh wajah, sementara jari jemarinya masih kaku.
Tidak banyak yang Cang Ato perbuat pada saat itu, kecuali menunggu takdir dan keajaiban. Satu tahun setengah putus hubungan dengan dunia luar. Hingga pada suatu hari beliau mendengar HP berbunyi dan meminta perawat untuk meletakkan HP tersebut di atas dadanya, sementara tempat tidur ditinggikan supaya beliau bisa melihat HPnya. Beliau mencoba menyentuh layar HP dengan jari yang kaku dan ternyata bisa. Akhirnya sejak itu Cang Ato mulai menghidupkan kembali HPnya, dan mulai memposting kondisi beliau di sosial media. Hingga seluruh sahabat dan murid mengetahui kondisi beliau.Semenjak itu sahabat dan murid-murid beliau berdatangan untuk menjenguk dan menguatkan.
Sebagai manusia, Cang Ato menyadari bahwa beliau harus berbuat sesuatu agar hidupnya bermanfaat meski dalam kondisi sakit. Akhirnya setiap hari Cang Ato menulis cerita perjalanan penyakit yang dialaminya juga menulis artikel-artikel bertema motivasi.
Setiap ba'da subuh hingga pukul 07.00. terkadang sambil terapi, atau pada saat mau tidur, Cang Ato menulis. Jika kehabisan ide, biasanya beliau membaca buku atau menonton televisi dan YouTube. Terkadang juga mendengarkan motivasi dari Pak Ari Ginanjar atau Mario Teguh. Selain itu mendengarkan topeng dan lenong pada saat menulis cerita bertema Betawi.
Semua tulisannya kemudian dishare ke Facebook dan blog. Alhamdulillah, banyak yang senang dan menunggu tulisan berikutnya. Bahkan banyak teman literasi berdatangan. Karena tulisannya beliau share keseluruh grup guru
Di tengah perjalanan menulis, tiba-tiba Cang ato dihubungi oleh seseorang, yang ternyata sosoknya sudah tidak asing lagi bagi Cang Ato, beliau adalah bapak Wijaya Kusumah (om Jay). Dari obrolan tersebut kemudian om Jay memasukkan Cang Ato ke grup pelatihan menulis gelombang 8. Walau dalam kondisi sakit Cang Ato tetap mengikuti sebatas kemampuannya. Ketika lelah beliau berhenti untuk mengikuti pelatihan, tetapi materinya beliau simpan di blog miliknya. Cang Ato tidak membuat resume sebagai salah satu syarat peserta mengikuti WAG Belajar Menulis, tetapi ilmu yang beliau dapat dari berbagai narasumber dipakai untuk memperkaya tulisan. Maka lahirlah dua karya secara bersamaan.
Dua buku di atas adalah karya yang berhasil dituliskan dalam keterbatasan. Lelah, letih, pusing tidak menghambat Cang Ato untuk menulis setiap hari. Terkadang Cang Ato dan istri juga bingung bagaimana bisa beliau menulis seperti itu. Cang Ato merasakan benar ampuhnya jargon yang menginspirasi milik OmJay "menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.".
Sepengakuan Cang Ato, beliau menulis mengalir begitu saja. Sekarang sedang menulis buku ke 4, 5, dan 6. Buku ke-4 sedang diusulkan di YTPD. Buku ke 5 sedang diedit sementara buku ke-6 sedang berjalan.
Buku-buku Cang Ato yang sedang diselesaikan, yang pertama berjudul Belajar Tak Bertepi merupakan kisah berguru dengan para pakar (dari kumpulan resume mengikuti WAG belajar menulis yang belum dibukukan), kemudian ada tentang Kisah-kisah inspiratif mendidik diri, dan sebuah novel Betawi "Aisyeh Menunggu Cinte".
Selain itu masih banyak tulisan-tulisan beliau di blog yang Insyaallah akan juga dibukukan. Cang Ato juga mendapat tawaran menulis naskah pembelajaran PJJ. Selain itu gara-gara menulis dalam kondisi serba keterbatasan banyak youtuber datang menghampiri. Mereka tertarik atas apa yang Cang Ato lakukan yang dianggap menginspirasi. Bagi Cang Ato hal tersebut adalah rezeki. Mengubah sedikit jargon milik OmJay, Cang Ato meyakini untuk menulislah setiap hari dan lihatlah rezeki menghampiri.
Dari pengalaman yang Cang Ato lakukan ada beberapa tips yang beliau bagikan untuk para penulis pemula. Di antaranya, yaitu:
1. Tulis apa yang kita bisa dan kuasai
Menulis apa yang kita bisa akan memudahkan untuk menulis. Mulailah dengan satu paragraf terlebih dahulu. Tidak usah terlalu panjang. Gunakan bahasa yang sederhana, yang terpenting bisa dibaca dan dipahami.
2. Mulailah dari apa yang pernah kita alami
Menulis yang pernah kita alami akan lebih mudah tanpa harus mengeluarkan energi yang menguras pikiran. Contoh buku perdana dan kedua beliau itu isinya apa yang beliau alami. Tentunya terstruktur dengan baik sesuai urutan peristiwa.
3. Buat tema agar fokus dalam tulisan.
Mengambil dari pernyataan pak Akbar Zaenudin, menulis harus membuat tema terlebih dahulu hingga seluruh isi buku temanya sama. Misal tentang motivasi, traveling, kuliner, dll. Buku ketiga Cang Ato itu buku motivasi kebetulan diambil dari tulisan diblognya yang lalu diedit kembali dengan memasukkan rumus 5 W +1 H.
4. Membuat target dalam menulis
waktu membuat buku ke 2 dan ke 3. Cang Ato menargetkan tahun 2020 buku ini harus terbit. Alhamdulillah, 5 bulan terbit. Lalu pada Semester ganjil 3 buku jadi. Semester genap konsen buku motivasi siswa dan guru. Tahun ini insyaallah 5 buku akan terbit.
5. Memiliki semangat
Jangan berharap apa yang kita inginkan akan tercapai. Jika tidak ada faktor semangat. Semangat yang membuat kita mampu untuk menyelesaikan tulisan menjadi sebuah buku.
Bagi Cang Ato, ujian setiap manusia berbeda-beda, ujian bukan untuk merendahkan, tapi untuk dipersiapkan menjadi manusia unggul. Tentunya itupun jika kita lulus. Jadi, setiap apa yang terjadi pasti ada hikmahnya. Tuhan tidak akan pernah menguji manusia di atas kemampuannya. Terima saja dengan ikhlas. Jangan banyak mengeluh, syukuri dan nikmati saja. Insyaallah pada saatnya menjadi indah, karena Tuhan kerap memiliki recana lain yang kita tidak ketahui.
Keyakinan inilah yang kemudian menggerakan Cang Ato untuk tetap memiliki semangat paripurna dalam kondisinya yang saat ini sangat jauh berkebalikan dari sebelumnya. Beliau pun ingin berbagi ilmu sebagai income passive jika kelak beliau sudah tiada dan juga memberikan kebanggaan pada murid-murid, anak keturunan dan teman-temannya. Untuk itulah beliau harus berkarya.
Lagipula kita tidak pernah tahu apakah akan berumur panjang atau tidak. Selagi Tuhan masih memberikan kesempatan. Maka lakukanlah hal-hal yang bermanfaat bagi diri dan orang lain. Karena jika kita ingin mengajak orang berbuat baik, maka terlebih dahulu kitalah yang harus berbuat baik. Jika kita ingin murid kita belajar rajin, maka kita dahulu yang harus rajin. Jika kita memerintahkan murid untuk berprestasi dan berkarya, maka kita dahululah yang harus berkarya. Guru hebat itu bukan guru yang hanya menguasai materi dan metodologi. Tetapi juga yang mampu menginspirasi lewat karya-karyanya
Kesuksesan bukan milik orang-orang cerdik pandai. Tetapi kesuksesan kepunyaan orang-orang mau berusaha lagi tekun. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Jika sebuah pekerjaan banyak orang yang bisa mengerjakannya, maka pasti kita pun bisa. Jangan menunggu pintar baru mau menulis. Tetapi menulislah agar pintar. Pungkas Cang Ato.
14 Komentar
Keren abis.... lanjutkan 👍👍
BalasHapusTerimakasih, Cing.
HapusSehat-sehat terus ya :)
Masyaallah, terima kasih telah menginspirasi cing ato..
BalasHapusSemoga lekas sehat dan bisa memberikan manfaat yang lebih banyak lagi.. aamiinn
Aamiin ya Allah
HapusDari kisah Cang Ato ini semakin menambah keyakinan kita kalau menulis itu termasuk terapi kesehatan. Keren. Kisah yang sangat inspiratif. Selamat malam ananda Pipit.
BalasHapusSelamat pagi Bu Haji,
HapusKisah Cing Ato memang menginspirasi
wahhhh bagusnya�������� mudah-mudahan lekas sembuhnya ya��
BalasHapusAamiin ya Allah
Hapuskeren... inspiratif.....congratulation untuk Cang Ato....
BalasHapusThank you for sharing...
Betul sekali, mas
HapusHave a nice day
salut dengan kegigihan dan kerja kerasnya,...saat tubuh tidak enakpun masih mau menulis,...luar biasa
BalasHapusBetul sekali, mas
HapusSemangatnya harus kita teladani
Masya Allah.
BalasHapusSungguh inspiratif sekali.
Di tengah keterbatasan malah bisa lebih berkarya daripada orang lain.
Semoga Cang Ato lekas sembuh. Aamiin...
Aamiin
HapusTerimakasih, Mas