Hari senin kerap menjadi hantu menakutkan bagi orang-orang yang tidak mampu melepaskan diri dari pengaruh weekend yang melenakan. Tidak mengherankan jika banyak yang menghindari hari Senin. Bahkan lebih berharap cepat-cepat kembali weekend ketika hari Senin tiba. 

Hal tersebut juga terjadi pada saya. Biasanya saya merasa senin begitu berat, salah satu penyebabnya karena diakhir pekan terlalu banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Sehingga ketika memulai pekerjaan atau rutinitas di hari Senin terasa sangat berat karena terus dibayang-bayangi oleh kehidupan yang selow di weekend. Berbeda sekali rasanya jika sudah bertemu dengan hari jum’at, rasanya langit begitu cerah dan bunga-bunga bermekaran, pokoknya menyenangkan.

Konon, merasa takut, cemas, enggan, atau tegang saat hendak menghadapi hari Senin bisa menjadi salah satu tanda bahwa kita mengidap fobia hari Senin, atau lunaediesophobia atau ada juga yang menyebutnya sebagai Monday Blues Syndrome. Sindrom yang menggambarkan emosi negatif yang hadir di penghujung akhir pekan karena kita merasa tidak bahagia untuk memulai beraktivitas kembali di hari Senin.

Sebuah kewajaran jika hanya sesekali kita merasakannya. Namun jika hal tersebut selalu kita rasakan setiap minggu, sebaiknya kita telusuri sumber masalah dan cobalah untuk mengatasinya. Jika dirasa serius ada baiknya hubungi profesional untuk membantu kita.

Sependek pengetahuan dan informasi yang saya baca, bahkan serangan jantung meningkat 20 % pada hari Senin. Hal ini disebabkan karena Senin dianggap sebagai hari paling menyedihkan dan penuh kesibukan. Sehingga banyak orang lebih merasakan tekanan, kecemasan, dan semacamnya ketika mengawali hari senin. Perasaan tertekan dan sangat stress inilah yang kemudian meningkatkan risiko serangan jantung. 

I hate Monday”, menjadi jargon yang menggambarkan betapa banyak orang yang tidak menyukai hari senin. Banyak orang kehilangan semangat untuk beraktivitas dihari tersebut. Padahal Senin sebagai awal minggu, harusnya menjadi hari yang penting untuk menentukan hari-hari selanjutnya. Lagipula sebetulnya yang menjadi pemicu stress bukanlah hari seninnya tetapi apa yang terjadi pada hari senin.

Agar tidak terjebak pada “I hate Monday”, biasanya saya melakukan hal-hal berikut:

1. Melakukan afirmasi 
Dengan cara mengulang-ngulang kalimat-kalimat positif terkait hari senin pada berbagai kesempatan untuk mensugesti diri sendiri agar tidak memiliki pikiran negatif terhadap apa yang terjadi dengan hari senin. Biasanya saya melakukan afirmasi seperti berikut:
I love Monday
Saya dipenuhi energi dan kebahagiaan
Saya memiliki kemampuan besar untuk menaklukan tantangan
Setiap hal yang terjadi adalah untuk kebaikan saya

Dan tentu saja jangan lupa berdo’a dan bersyukur, untuk afirmasi spiritual kita. Bersyukur masih bisa bernafas di hari Senin, bersyukur untuk pekerjaan yang masih kita miliki, bersyukur untuk segala keruwetan yang sejatinya mendewasakan kita.

2. Mengubah cara pandang
Daripada menganggap hari Senin sebagai hari paling menyedihkan dan penuh tekanan, Sebaiknya mulai mengubahnya sebagai awal dari sebuah kesempatan baru untuuk mengejar peluang yang lebih besar. Cara pandang dan pikiran yang sehat menentukan kebahagiaan seseorang. Orang yang sehat dan bahagia akan menjadi individu yang positif, kreatif, dan optimistik. Otaknya menghasilkan enzim serotonin dan valium yang membuat dirinya damai dan gembira.

3. Mempersiapkan segalanya lebih awal
Saya biasanya merencanakan dan mempersiapkan apa yang akan saya lakukan pada hari Senin. Karena dengan benar-benar melakukan persiapan saya merasa lebih ringan bertemu dengan hari Senin.

4. Berolahraga
Menyisihkan waktu untuk berolahraga setiap hari, hal ini saya lakukan untuk menjaga kebugaran tubuh. Selain itu juga menghindari tidur terlalu larut.

5. Mendengarkan musik favorit
Musik adalah hal yang menyenangkan bagi saya, oleh karena itu untuk memulai Senin yang berat saya biasanya selalu memutar musik favorit. 


6. Dress up dan Make up
Setiap Senin saya selalu memilih pakaian terbaik dan yang paling saya sukai yang saya miliki. Hal ini bisa menjadi mood booster buat saya sehingga merasa lebih nyaman dan lebih baik. Juga memoles wajah saya sedemikian rupa biasanya saya fokus pada penggunaan lipstik. Saya suka sekali gonta-ganti shade lipstick meski di masa pandemi ini harus memakai masker tetapi saya tetap memakainya karena bagi saya hal tersebut menyenangkan.  

7. Menjauhi Rasa Iri
Jangan merasa iri dengan orang yang sama sekali tidak memiliki alasan bangun pagi di hari Senin. Mereka yang bisa ‘berleha-leha’ di hari Senin belum tentu pikiran dan hatinya tenang. Bisa jadi merekapun sedang bergelut dengan tantangan tersendiri. Bersyukurlah atas segala kesempatan yang kita miliki untuk bekerja, belajar dan berkarya di hari Senin.

Seperti itulah biasanya yang selalu saya lakukan agar tidak terjebak jargon “I hate Monday”. Sekali lagi, bukan rahasia kalau Senin menjadi hari yang dianggap paling menyebalkan. Tapi mengeluh saja tidak akan mengubah keadaan, lebih baik kita nikmati saja. Kelak, ada saatnya kita akan merindukan hari Senin. Lagipula takut kok sama hari Senin? Takut itu, kalau kita sudah tidak memiliki kesempatan untuk takut bertemu dengan hari senin dan belum sempat berkarya apapun. 

catatan:
Tulisan ini pernah dimuat dalam Antologi I Love Monday