Tentang Sebuah Gambar

 



Melihat gambar ini mengingatkan saya pada saat dulu dekat dengan seseorang. Orang yang pernah berjanji akan melamar saya dengan seribu buku. Kami bertemu dan berteman dalam sebuah komunitas kepenulisan. Kami berdua sama-sama menyukai buku. Perpustakaan merupakan tempat kami biasa menghabiskan waktu bersama. Meski dapat dibayangkan kencan macam apa yang dihabiskan oleh dua orang yang larut dalam hening dan lebih asyik pada bacaan masing-masing. 

Tetapi perihal jodoh memang misteri, tak bisa ditebak. Di akhir tahun yang gigil, saya membeku. Dia yang berjanji melamar dengan seribu buku tak bisa mengelak dari perjodohan yang disiapkan orang tuanya. Entah karena takut dosa pada orang tua atau terlampau pengecut untuk berani menolaknya. 

Berhari-hari saya dicekam kesedihan, membeku sendirian. Ingat pada mimpi-mimpi yang kami rajut tentang sebuah rumah di pedalaman. Kami akan memenuhi rumah tersebut dengan buku-buku, mengajak anak-anak di sana menjelajah semesta. Membayangkan berkuda berdua dengan setumpuk buku yang kami bawa untuk anak-anak yang akan kami jangkau hingga pelosok. Menjadi perpustakaan keliling.

Namun, lagi-lagi perihal jodoh siapa yang tahu. Konon, jika akhirnya kita tidak bersama dengan orang yang sering kita sebut dalam do'a, mungkin kita akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut nama kita dalam do'anya.



#FotoBercerita
#KamisMenulis







Posting Komentar

52 Komentar

  1. Wah ikut larut dalam cerita jodoh dan seribu buku. Mantap bu membaca cerita serasa membaca puisi. Indah selalu kalimatnya. Salam literasi

    BalasHapus
  2. Paragraf terakhir membuat saya hening sesaat.
    Berhenti menulis komentar ini.

    Berfikir, ternyata jodoh itu memang sudah ditetapkan
    Ditetapkan yang sebaik-baiknya dan kita butuhkan,
    Terkadang jodooh bukan seseorang yang kita inginkan.

    Sehat selalu Bu Pitosaurus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, Pak Indra

      Sehat selalu untuk kita semua 🙏

      Hapus
  3. Luar biasa, Neng Pit. Tulisan yg keren mengungkapkan cerita dlm gambar dg bidikan sempurna.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, Ambu

      Akhirnya setelah beberapa bulan aktif di dunia nyata baru nulis lagi 😄

      Hapus
  4. Meski dapat dibayangkan kencan macam apa yang dihabiskan oleh dua orang yang larut dalam hening dan lebih asyik pada bacaan masing-masing. Huuuuuu ....

    Mimpi-mimpi yang Anda rajut tentang sebuah rumah yang dipenuhi buku, pasti sudah terwujud.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buku ada tapi belum sebanyak yang dimimpikan, Pak D 🤭😁

      Hapus
  5. Uuuf baper aku bund.. Betul.. Yang bersamai kita adalah orang yang menyebut kita tiap doanya.. Allh menyatukan dengan kuasanya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...
      Iya nih gegara ingat masa lalu 😄

      Hapus
  6. Sebuah gambar yang membawa kisah masa lalu. Sebuah misteri jodoh dan buku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Yati...
      Tidak berjodoh dengan orangnya tapi dengan kecintaannya pada buku-buku 😁

      Hapus
  7. Wuiiih keren banget niatnya mau melamar dengan serib buku, punya hobi yang sama memang keliatannya seneng ya.. tapi ya, kalau memang belum jodoh mau gimana lagi~


    Setuju banget sama kata-kata ini...
    Konon, jika akhirnya kita tidak bersama dengan orang yang sering kita sebut dalam do'a, mungkin kita akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut nama kita dalam do'anya.

    dalem banget artinya~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena klo seribu candi ga mungkin dia bisa usahakan, Mas 🤭😄

      Iya, Mas.
      Aku juga baru paham setelah hatiku potek berkali-kali 🤣



      Hapus
  8. Untuk paragraf terakhir, untuk doanya, aku aminkan kencang. Semoga yang belum bertemu jodoh bisa bertemu dengan orang yang tepat dan di waktu yang tepat (amin kencang lagi).

    BalasHapus
  9. Kakkk, kalimat penutupnya kok bikin baper ya 😂🤣😭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pastinyaaaa dirasakan banyak orang yang pernah terpotek hatinya 😭🤣

      Hapus
  10. Kisah yang mengharu biru. Soal menemui jodoh, masing-masing kita punya cerita tersediri. Ada yang berkali2 jatuh cinta tapi gagal nikah, ada cinta yang bertepuk sebelah tangan sampsi 3x7 kali. He he .... Allah menemukan jodoh kita dengan caraNya tersendiri. Selamat sore. ananda Pipit.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat Pagi, Bu Haji
      Betul sekali perkara jodoh memang misteri ya 😁

      Hapus
  11. Ini jadi mirip film Ada Apa dengan Cinta yang pertama ya? Ketemunya di perpustakaan, antara Rangga dan Cinta. Hehe...

    Mirip juga dengan saya Bu, dulu saya mendambakan punya istri yang suka dengan buku dan hobi menulis. Namun, yah, istri saya sekarang tidak seperti itu. Disyukuri saja, pasti Allah sudah menyiapkan yang terbaik di balik itu untuk kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, Pak
      Jalani dan syukuri, saya yakin telah mendapatkan yang terbaik saat ini :)

      Hapus
  12. indah kata katanya, dan menarik ceritanya....
    mantul ... 👍👌👍

    BalasHapus
  13. Semua berawal dari mimpi, ada yang menjadi kenyataan dan ada yang menjadi bahan cerita.
    Semoga di mimpi berikutnya, rajutan mimpinya bisa menjadi kenyataan dan sesuai harapan.

    Semangat...

    BalasHapus
  14. Ah ikut terlarut.. Jadi inget waktu zaman masih kuliah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman seperti ini pasti dimiliki banyak orang ya, Mbak Nai :)
      Aku nggak sendiri, hihihi

      Hapus
  15. Sangat tidak elok bagi laki-laki yang menjanjikan akan melamar seorang perempuan. Tetepaihanya janji manis di mulut saja.. Sungguh dapat menyakitkan hati..

    Dan, kalimat terakhirnya, jujur saya sangat suka. mungkin kita akan dibersamakan dengan orang yang diam-diam sering menyebut nama kita dalam do'anya.
    Hahha...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo ingat itu pen tak tujes-tujes rasanya, hihihi...
      Tapi ya namanya juga jodoh dan takdir, tapi gpp itu bikin saya belajar jadi kuat :)

      Ahaha...

      Hapus
  16. Niatnya luar biasa, melamar dengan seribu buku, tapi akhirnya nihil, dia lebih memilih mengingkari janjinya.

    Kalimat terakhir bikin baper mbak

    BalasHapus
  17. tulisan yang romantis dan bikin teriris, tapi di akhir tetap manis...

    selalu lihai kak pipit memainkan kata...laffff it

    (´✪ω✪`)♡

    BalasHapus
  18. wah kok nyesek

    tak siapin playlist lagu dulu ya...

    tapi kenangan akan gambar dan perpustakaan tak akan bisa terlupakan huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahaha...
      Dulu nyesek banget, klo sekarang udah nggak, Mas

      Insyaallah, semua sudah dapat bagian terbaik masing-masing 🙏😁

      Hapus
  19. semoga memang jalan yang terbaik ya mba..
    semoga dipertemukan dengan yang jauh lebih baik..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin

      Iya, mbak

      Itu bagian masa lalu
      Klo sekarang insyaallah kita srmua sudah dapat yang terbaik untuk kita masing-masing 🤗

      Hapus
  20. Amin. Bagus banget paragraf terakhirnya kak Pipit.

    Benar, jodoh itu misteri.

    BalasHapus
  21. Yang pergi biarlah berlalu.
    Insya Allah jodoh terbaik akan segera bertemu.

    BalasHapus
  22. Jodoh itu memang penuh misteri. Kita bahkan tdk pernah tau, jika ternyata jodoh kita ada begitu dkt dgn kita. Padahal kita sudah mencarinya jauh ke luar pulau.
    Seperti itulah perumpamaannya.

    Jodoh memang sudah ada yg mengatur.

    BalasHapus
  23. Endingnya bikin terenyuh... Aku nggak ngerti lagi deh soal jodoh, aku masih sendiri dan aku yach. Semoga aku juga bisa bertemu dengan seseorang yang sering menyebut namaku dalam doanya.

    BalasHapus
  24. Mba Pipit....
    Baca postingan ini aku jadi
    speechless...
    Dulu aku gak kebayang dpt jodoh dgn org yang jauh... jodoh memang misteri...
    Tak pernah bertanya
    Tak berijin...
    Tetiba mampir..
    💕

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Ike,
      Perkara jodoh memang penuh misteri

      Mungkin karena klo mudah ditebak, nanti tidak menarik lagi 😁

      Hapus
  25. terus saya teringat zaman study dulu hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kenangan serupa banyak dialami orang-orang ya kak Anies 😁

      Hapus
  26. Kak, tisunya mana? btw, lain kali kalau mau nulis yg kaya gini plis siapin tisu. Saya malah mewek. Bagus banget!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi...
      Sini-sini puk-puk dulu 😄

      Makasih ya Kak 🙏

      Hapus