Berbicara tentang Lembang pasti ingatan kita langsung dibawa pada banyaknya pilihan destinasi wisata di sana. Destinasi wisata di Lembang memang seperti tidak ada habisnya. Nah, salah satu yang menjadi perhatian saya adalah Kyotoku di Floating Market. Karena dulu waktu pertama kali ke Floating Market sekitar tahun 2015 belum ada wahana Kyotoku ini.  Kyotoku adalah wahana yang dibuat mirip seperti kampung-kampung di Jepang. Tentu saja sebuah kemiripan tidak akan pernah bisa menyamai hal aslinya. Tapi bagi saya yang sampai saat ini masih hitung-hitungan kalau mau ke Jepang benaran, bisa liburan ke Kyoto ala-ala ini sudah sangat membahagiakan. Apalagi kalau ke sananya bareng kamu, iya kamu. Halah. 😁

Jadi setelah outing di Cikole, kemudian saya dan rombongan melanjutkan perjalanan ke Lembang menuju Floating Market yang berlokasi di Jl. Grand Hotel No.33 E, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Sekira pukul 14.30 WIB, kami tiba di lokasi. Kemudian menuju loket, waktu itu karena weekend  harga tiketnya Rp. 25.000/orang. Kalau weekdays sih cuma Rp. 20.000 saja. Enaknya lagi tiket masuknya juga bisa ditukar dengan minuman atau wellcome drink. Pilihannya ada kopi, teh dan jus.   

Saya, suami dan anak-anak tentu saja langsung menuju lokasi Kampung Kyoto. Meski suami dan anak-anak tampaknya tertekan karena sebenarnya yang pengen banget datang kesini adalah Ibu Ratu 😂. 

Berkunjung ke Kyotoku tentu saja tidak lengkap jika tidak berfoto-foto di berbagai spot menarik yang telah disediakan. Sebelum foto-foto saya sempatkan juga untuk menyewa kimono biar semakin terasa vibes Jepangnya 😜. Meski sempat labil pilih kimono atau hanbok karena warna dan motifnya lucu-lucu dan gemas sekali. Sampai disuruh sewa dua-duanya saja sama Pak Suami, ya kali mumpung di Lembang kalau harus datang ke Jepang atau Korea langsung kan lebih mahal 😄. Akhirnya kimono berwarna maroon dengan motif bunga-bunga kecil dihiasi obi berwarna pink dipilihkan mbak-mbak yang menyewakan kimono, saya manut saja daripada kelamaan labil.

Kimono ini saya sewa dengan harga Rp. 100.000.- kalau mau lengkap dengan aksesoris semisal payung, sepatu, kipas, bando, samurai dan aksesoris lainnya dan juga mendapatkan 1 cetak foto ukuran 10R sewanya seharga Rp. 175.000.-. Sedikit terkejut sih karena sebelumnya setahu saya harga sewanya hanya Rp. 55.000.- dan Rp. 75.000.- lengkap dengan aksesoris. Waktu lamanya penyewaan ini dibatasi ya hanya sampai dua jam saja. Dan itu cukup kok buat sekedar foto-foto narsis seperti saya di bawah ini.


Pose menangkap energi positif ya Bun😁



ke Arashiyama  Bamboo Grove versi low budget 😜



Pose istirahat di tempat




Si Bayik Koala



Pose capek habis lari sana-sini 😄



Kelihatan banget kan siapa yang lebih happy? wkwkwk...


Puas foto-foto dan mengitari jalanan di pinggir danau akhirnya kami melangkahkan kaki menuju pasar terapungnya. Memenuhi panggilan perut yang sudah dangdutan sejak tadi. Para pedagang di sini menempati tempat di atas perahu yang mengapung di danau dan yang unik adalah cara bertransaksinya. Di sini kita diharuskan menggunakan koin khusus dari floating market yang terdiri dari pecahan Rp. 5000, Rp. 10.000 dan Rp. 20.000 yang sebelumnya kita tukarkan di kasir yang sudah disediakan. Koin yang sudah ditukar tidak bisa kita uangkan kembali, jadi tukarkan koinnya sesuai kebutuhan saja. Jika tidak membawa uang tunai pun tidak usah khawatir karena kasir juga menerima pembayaran dengan debit dan credit card. 

Akhirnya setelah melahap habis semua makanan yang dipesan kami pulang dengan hati senang dan perut kenyang. Tidak terasa 5 jam kami habiskan waktu di sana. Bukan cuma anak-anak yang lelah, saya dan suami pun baru tersadar kalau kaki kami terasa gempor 😄.

Sampai di sini dulu cerita di floating marketnya, semoga nggak mual-mual ya lihat penampakan di atas 😂

Teman-teman ada yang pernah ke sini juga? cerita dong pengalamannya di kolom komentar.