Tidak terasa malam ini saya memasuki pertemuan kedua puluh selama mengikuti kegiatan di WAG Belajar Menulis PGRI. Masih di sesi motivasi, yang menjadi narasumber kali ini sosoknya tentu sudah tidak asing lagi bagi saya, beliau adalah Ibu Tini Sumartini. Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris ketika saya SMP dulu. Guru favorit banyak murid, selalu anggun, lembut dan modis sekali. Profil singkat beliau bisa kita baca di blog Ambu Guru Blog.

Seperti biasa Om Jay bertindak sebagai pengantar acara, menyapa para peserta, memperkenalkan narasumber dan moderator, mengingatkan peserta untuk mengisi daftar hadir dan program-program kegiatan belajar benulis bersama PGRI ini.

Mr. Bams membuka kuliah malam ini dengan mengibaratkan grup belajar menulis ini seperti ruang yang minim tempat tapi seluas samudra. Saling berbagi semangat dari orang-orang hebat serta pembelajar yang luar biasa. Setelah menyapa dan memperkenalkan riwayat singkat Ibu Tini, Mr. Bams mempersilakan Ibu Tini untuk memulai materinya.

Memegang teguh prinsip Never too old to learn membuat alumni WAG Belajar Menulis gelombang 16 ini selalu memiliki motivasi dan ekspektasi yang tinggi untuk menulis, meskipun beliau masih benar-benar pemula dalam menulis. Hal ini pula yang kemudian memacu beliau untuk menulis dua buku solo yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat. Dan dalam waktu 5 bulan beliau mampu  empat judul buku solo dan empat antologi. 

Selain itu Ibu Tini selalu berusaha untuk mendisiplinkan diri dalam menulis. Selalu membuat reminder untuk dirinya sendiri tentang target yang harus beliau wujudkan. Dan pertanyaan-pertanyaan yang selalu beliau putar tiap kali tak ada mood untuk menulis. "kenapa mau bergabung di grup menulis kalau tidak menulis?". Hal ini memang mudah diucapkan tetapi sulit untuk dijalankan. Terlebih jika pekerjaan utama beliau sebagai kepala sekolah sedang menumpuk. 

Tips Disiplin Menulis ala Ibu Tini:
1. Bergabung di WAG blogger
Bertujuan untuk menjaga kebiaan menulis. Karena biasanya dalam sebuah komunitas pasti ada tantangan-tantangan menulis yang harus diikuti anggotanya. Selain itu kita bisa mendapatkan banyak ilmu tentang menulis dan juga tentang ngeblog. Sehingga kita bisa terus mengembangkan diri.

2. Luangkan waktu untuk menulis
Menulis sebaiknya bukan hanya di waktu luang, tetapi ciptakan waktu luang. Bisa sebelum  tidur atau sesudah  bangun di pagi hari. Dan menginvestasikan sedikit waktu untuk menulis ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan. Ibu Tini, biasa menulis satu jam sebelum tidur atau 1 jam selepas shalat subuh. atau jika tidak pada waktu keduanya, yang penting meluangkan waktu selama satu jam dalams sehari. Menurut Ibu Tini, menulis juga sebagai sarana untuk meluapkan rasa suntuk, membuat mumet menjdi plong. 

3. Tetapkan Target
Bagi Ibu Tini, target ini adalah trik paling jitu  untuk membunuh rasa malas. Dalam prosesnya, ternyata tantangan yang datang dari luar lebih memacu diri untuk terus konsisten menulis.  

4. Banyak Membaca
Banyak sekali manfaat dari membaca yang akan kita dapatkan, seperti:
  • Menambah referensi
  • Menambah Kosa kata 
  • Memunculkan ide untuk menulis
Setiap kali Ibu Tini mengalami writer block atau kebuntuan ide dalam menulis. Beliau menghalaunya dengan banyak membaca. Biasanya dari tulisan teman atau sumber lainnya membuat ide-ide bermunculan.

5. Blog walking
Selain menambah wawasan pengetahuan dari postingan teman kita, dengan blog walking bisa menjalin silaturahmi dengan sesama bloger. Ketika kita memberi komentar pada tulisan diblog seseorang, itu sama dengan memberi apresiasi yang baik yang biasanya membangkitkan semangat. Membahagiakan sesama bloger sesederhana blog walking

Penutup Ibu Tini kembali mengulang kalimat bijak never too old to learn dan mengajak peserta gelombang 17 untuk menjadi guru pembelajar. Better late than never.