Setelah tujuh bulan gigi molar tiga saya bermasalah, akhirnya berakhir juga masa tayangnya. Karena menyebakan nyeri yang tak kunjung reda, dan kerusakan gigi molar dua akibat karies dan pulpitis, akhirnya seminggu yang lalu gigi molar tiga saya harus ditindak. Seperti yang sudah saya ceritakan pada postingan Odontektomi.
Dan hari ini saya kontrol gigi lagi berbarengan dengan buka jahitan di gusi. Seperti halnya saat pertama kali mendengar bahwa gigi saya harus dibedah, maka mendengar kalimat "buka jahitan", juga membuat saya gentar. Saya sampai tidak bisa tidur tadi malam karena dicekam kecemasan. Saking cemasnya jadi malah tidak bisa ngapa-ngapain. Tugas dari berbagai wag jadi terabaikan, termasuk tugas membuat resume dari wag sebelah. Alasan. hihihi... Apalagi, setelah browsing dan membaca berbagai post pengalaman orang-orang yang pernah menjalani odontektomi bukan bertambah berani saya malah makin jiper.
Pagi tadi sesampai di rumah sakit, setelah beres di pendaftaran saya langsung menuju poli bedah mulut yang bersebelahan dengan poli jantung. Selama empat minggu berturut-turut ke rumah sakit saya perhatikan pasien terbanyak ada di poli jantung. Rata-rata pasien telah berusia senja.
Tidak lama perawat memanggil saya untuk masuk ke dalam poli, seketika saya disergap keringat dingin. Membayangkan peralatan bedah apa yang akan dipakai untuk membuka jahitan digusi saya. Dokter mempersilakan saya duduk di dental chair yang seperti kursi di film-film bertema futuristik. Sementara hati saya dagdigdug tidak karuan. Ekor mata saya pun tidak lepas memantau pergerakan suami yang ikut menemani di dalam ruangan, yang duduk tertunduk menatap layar HP. Saya tahu dia tidak kalah cemasnya dengan saya, untuk urusan dokter gigi kami memang sama, sama-sama gentar dan degdegan.
Tapi, Heiii... ternyata, sat... set... sat... set... tidak sampai lima menit dokter selesai membuka jahitan. Yang lama membersihkan lubang bekas bedah gusinya, karena ada sisa-sisa makanan yang masuk dan menempel disitu. Dua kali dokter menyuntikan cairan saline, ke lubang tersebut dan memastikan semua sisa-sisa makanan terangkat. Sensasinya seperti dikipas-kipas oleh air dan sedikit asin. Lepas itu baru dokter menyuruh saya berkumur-kumur dan haaaaah... mulut saya sudah segar kembali. Sebelum pulang dokter sempat meresepkan obat untuk jaga-jaga kalau sampai ada infeksi.
Jadi, gimana rasanya dilepas jahitan? sakit nggak?
Sumpah, nggak... nggak sakit, serius!
Sensasinya cuma seperti ada yang menggeleser pada saat ditarik benangnya, tidak sampai sakit yang gimana-gimana. Cuma dipikiran saja yang ngeri-ngeri sedap pokoknya.
Hambatan yang berupa ketakutan terkadang memang pikiran kita sendiri yang menciptakan. Apapun itu, kita harus siap menghadapinya. Apalagi jika sudah banyak waktu dan tenaga yang dirugikan, membuat tidak nyaman dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Karena konon kita lebih menderita dalam imajinasi daripada dalam kenyataan.
25 Komentar
baca judul postinganya aja bikin saya bergidik wkwkwkkw
BalasHapusternyata ga sakit ya.. pengalaman yang baik itu emang pengalaman orang lain ya, jadi bisa tau sakit atau ngganya :)))
canda judul. wkwkw
Hapusha ha ha... siyal! :)))
Ooh ga sakit ternyata. Wah, info yg bagus nih buat si teteh. Makasih Neng..
BalasHapusnggak, bu
Hapussakitnya cuma dalam bayangan aja, ha ha ha
Wah finally sudah selesai prosesnya ya, mba?
BalasHapusBerarti ini yang terakhir atau akan ada proses selanjutnya lagi? 😆 Hehehehe. Thank God, ternyata nggak sakit, memang kadang, terlalu sering cari info di Google bisa buat kita parno abizzz 😂
finally beres...
Hapustapi ini bukan yang terakhir masih ada tiga lagi gigi bungsu dalam pantauan. wkwkwk...
semoga yang tiga ini nggak macem-macem. hihihi...
bener baeknya jangan kebanyakan browsing dulu, tapi penasaran. wkwkkwk
Weh! Ternyata enggak sakit to? Hahaha. Udah aja ngeri duluan, Mak Pit.
BalasHapusnggak ada sakit-sakitnya, wkwkwk
Hapussiyalan emang rasa takut yang diada-adakan ini, hahaha
"Ekor mata saya pun tidak lepas memantau ..."
BalasHapusSaya suka kalimat ini.... hihihi
Akhirnya sehattt lagi, yeeeeeeey
Ternyata tidak sakit yaaa..
hihihi... makasih Pak Indra
Hapusalhamdulillah, semoga tidak berurusan lagi dengan si gigi bungsu dan di lepas jahitan tidak seseram dalam bayangan. wkwkwk
Wuih buka jahitan sensasi tiada tara
BalasHapusbetul sekali, Bu Rita. hihihi
HapusGigi bermasalah, memang sangat tidak nyaman. Ngeri, ah. Buka jahitan bekas dibedah.
BalasHapusBu Haji, ternyata tidak semengerikan itu lho, hihihi
HapusAyeeyy ..ternyata ngga sesakit yang ada di pikiran 😁.
BalasHapusSekarang udah bisa tertawa lagi lebar kali luas, eh* salah maksudku ...tertawa ceria ya ..
wkwkwkwk...
HapusIya, Mas Hima sekarang udah mulai bisa senyum 10cm, wkwkwk
wahaha...
BalasHapustau-taunya ya gitu doang
Ternyata nggak sakit ya Mbak Pipit lepas jahitannya. Alhamdulillah, kalau udah beres semua.
BalasHapusIstri saya kemarin juga habis dari bedah mulut, ada gigi yang harus dicabut. Prosesnya lumayan panjang, mesti rapid test dulu juga 😅
Bener, mas...
HapusKe dokter gigi/ bedah mulut di masa pandemi ini banyak proses dan dramanya. hihihi
semoga fast recovery buat istrinya Mas Edotz
saya suka takut kalau urusan sama dokter gigi ini Bund
BalasHapusSama, bund
Hapusmakanya saya tersiksa selama tujuh bulan, hihihi...
padahal kalau ke dokter seminggu juga beres ya. hadeeuh...
Ternyata gak sakit ya. Kadang bayangan lebih seram dari kenyataan
BalasHapusNggak sama sekali, mister
HapusDihantui bayangan doang, Ha ha ha...
Hai Mbak Pipit,
BalasHapusSenang ya urusan dengan gigi udah beres. Semoga tetap sehat untuk ke depannya, terutama untuk urusan gigi.
Aku jadi ingat masa-masa sakit gigi, bolak-balik ke drg sampe setahun demi membereskan urusan saluran akar di gigi geraham belakang. Endingnya, giginya bisa terselamatkan dan masih bisa dipakai makan hingga hari ini.
Iya mbak seneng banget, jadi nggak tersiksa lagi.
HapusSetahun lama banget, mbak
nggak kebayang deh rasanya. Semoga kita sehat-sehat selalu ya
Makasih, mbak sudah mampir