Lakukan Hal ini Untuk Meluapkan Ide Anda


 

Ide Dalam Menulis, menjadi tema di pertemuan ke enam saya mengikuti WAG belajar menulis. Di moderatori oleh Pak Bambang Purwanto, profilnya bisa anda baca disini dengan narasumber yang sangat inspiratif Bapak Agus Sampurno, pemilik blog Guru Kreatif , peraih anugerah Blog Pendidikan tahun 2009 dari detik.com, Diundang Microsoft Indonesia ke Annual Asia Pacific regional Innovative Educators Forum di Singapuran tahu 2010. Kemudian terpilih sebagai Guru Era Baru oleh Acer Indeonsia tahun 2011. Dan pada tahun 2014 Ditjen Dkti Kemendikbud mengajak beliau menjadi tim penulis pengalaman para sarjana peserta Program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, terluar, dan Tertinggal (SM-3T) di Malinau, Kalimantan Utara. Tidak berhenti sampai disitu, tahun 2014 dan 2017, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta beliau untuk menjadi juri dan pelatih lomba inovasi pembelajaran dengan tema anti korupsi di tingkat TK sampai dengan SMA. Wow!, prestasi yang berderet-deret.

Sebelum memulai materi Pak Agus memberi kami sebuah klip untuk memprovokasi pikiran peserta belajar menulis dan mempersilakan setiap peserta untuk menafsirkan video tersebut. Berikut adalah klipnya:



Menurut Pak Agus, ada beberapa prinsip terkait ide dalam menulis,  Percayalah bahwa 90% ide  muncul ketika kita tidak peduli dengan apapun yang orang lain katakan tentang tulisan kita dan 10% nya kita dapat dari seberapa konsisten kita menulis. jadi tetaplah menulis. Karena hambatan menulis akan jadi rintangan abadi ketika kita membiarkannya.

Menulislah dengan hati, karena tulisan yang ditulis dengan hati akan sampai pula pada hati pembacanya. Kemudian mengeditlah dengan pikiran, jangan mencampurkan kegiatan mengkreasikan tulisan dan mengeditnya. Tulis saja dahulu sebanyak-banyaknya tidak usah memikirkan benar atau salah, bagus atau jelek. Menarik atau tidak. Intinya fokus saja pada kuantitas. Menulis adalah kegiatan yang muncul dari pikiran kreatif, sedangkan mengedit muncul dari pikiran kiritis (sadar; conscious). Keduanya tidak dapat digabungkan dalam satu kegiatan bersamaan.

Jangan menghakimi diri sendiri saat memulai tulisan. Ini masalah yang kerap menghinggapi penulis pemula. Sering bergulat dengan pikiran dan perasaan sendiri. Merasa tidak ada apa-apanya, merasa tulisan belum cukup bagus, merasa belum siap dan malu jika orang lain membaca tulisan kita. Stop pikiran dan perasaan seperti itu. Percayalah di luar sana ada banyak yang juga sebetulnya tidak jauh lebih baik daripada kita. Tetapi mereka berani memulai. Jadi just do it!

Mulailah menulis dengan menggunakan tiga prinsip:, menyederhanakan pesan, membuat tulisan yang menyenangkan, menakutkan, menegangkan atau mendidik, Dan Tulislah semenarik mungkin.

"Menulis dengan baik berarti berpikir dengan baik. Jika Anda tidak dapat menulis dengan baik, itu berarti Anda tidak dapat berpikir dengan baik. Tetapi menulis hanyalah langkah pertama. Menulis ulang juga penting. Dan ... apa itu menulis ulang? Menulis ulang adalah memikirkan ulang ide tulisan anda" -(David Perell)

Konon ketika kita memulai tulisan, tulisan kita ibarat air yang kotor, tetapi semakin banyak kita menulis maka semakin bersih  "air kreatif" kita.

Buatlah jadwal terpisah untuk kegiatan mencari ide dan menulis. Carilah waktu yang tepat untuk keduanya. 

Mengedit tulisan. Hal ini sama pentingnya dengan menulis itu sendiri. Editing menjadi penting karena melalui prosesnya pesan yang ingin disampaikan oleh penulis bisa ditangkap dengan baik oleh pembaca tanpa mispersepsi. Ini bisa terbaca dari postingan kita jika kita hanya fokus pada banyaknya postingan tulisan kita akan terasa 'mentah' karena kurang maksimal sejak dari proses menulis hingga editingnya.

Berlatih membuat judul. Ini penting sekali, karena judul ibarat etalase, tempat memamerkan sesuatu agar menarik bahkan harus bisa mengikat pembaca. Mengingat saat ini diinternet saja tiap hari jutaan artikel diterbitkan.

Konsisten, apapun yang dilakukan dengan konsisten akan maka akan dengan mudah tercapai tujuannya. Begitupun dengan menulis. Jika kita sudah konsisten, maka orang lain akan menemukan kita sebagai penulis. Berat memang dan yang mampu menngalahkannya hanya diri kita sendiri.  

Lakukan ATM (Amati, Tiru dan Modifikasi), dalam dunia kepenulisan populer hal ini sudah tidak asing lagi. Hal ini sering dianjurkan para penulis profesional. Karena apapun pada dasarnya tidak ada yang benar-benar murni dari pengarang/ penulis itu sendiri. Kata 'meniru' jika digunakan dalam konteks 'proses belajar' bagi penulis pemula itu sangat baik. Tetapi tentu saja meniru disini bukan menjiplak sama persis, makanya harus dimodifikasi.

Last but not least, Jadilah sosok yang unik, yang membuat anda jadi berbeda dengan orang kebanyakan. Buatlah profil yang benar sehingga anda mudah dikenal. Pelajari suatu hal sehingga orang akan mengenal kita sebagai sebuah brand, jika sudah memiliki brand jangan lupa meneruskannya dengan mengajarkan orang lain.

Menarik sekali ulasan Pak Agus, hal ini semakin memotivasi saya untuk menulis lebih baik lagi.





Posting Komentar

2 Komentar