Kenapa Saya (harus) Menulis

gambar dari unsplash


Sebagai penulis pemula saya tahu betul kapasitas diri saya yang masih jauh dari para penulis besar yang saya kagumi. Tapi itu tidak akan menyurutkan saya untuk berhenti menulis lagi seperti dulu. Meski kata-kata yang tersusun tidak tepat dan benar, meski ide-ide yang saya tuliskan hanyalah remah-remah. Saya selalu meyakini setiap tulisan akan memiliki pembacanya masing-masing.

Saat ini upaya paling mungkin saya lakukan untuk terus melatih kemampuan saya menulis adalah bergabung di komunitas, salah satunya di grup belajar menulis bersama PGRI binaan Om Jay. Sejak bergabung di grup tersebut saya termotivasi kembali untuk ngeblog, dan terus menulis. 

Dan jika menulis dikaitkan dengan orang-orang yang memang terlahir dengan bakat dan kepintaran, untuk situasi sekarang rasanya tidak sepenuhnya benar. Karena sejatinya menulis adalah tantangan bagi siapapun yang memiliki pemikiran untuk dituangkan.

Sejak kecil saya sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi. Acapkali diam seribu bahasa jika sudah berhadap-hadapan dengan orang lain. Terlebih untuk menceritakan peristiwa yang saya alami. Orang yang tidak mengenal saya dengan baik, pasti akan mengira saya judes dan tidak friendly. 

Karena hal itu pula, mama kemudian mengajari saya untuk menulis di buku diary. Kata mama, tuliskan apa saja yang tidak bisa kamu ungkapkan. Berkat mama saya jadi berani menulis apa saja yang terlintas dalam benak. Apa saja yang tidak membuat saya nyaman tapi tidak mampu melisankannya.

Jika dulu saya menulis hanya untuk mengungkapkan hal yang saya tidak mampu melisankannya, kalau sekarang rasa-rasanya ada banyak hal yang menjadi alasan bagi saya kenapa saya (harus) menulis. Tapi ada yang lebih penting dari alasan-alasan itu semua, saya bertekad untuk hanya menulis yang baik-baik saja dan menulis hal-hal yang berguna saja. Saya juga ingin, tulisan saya mengajak orang untuk berbahagia, berada dalam kebaikan dan tidak mengajak kepada hal-hal buruk.

Karena sesungguhnya hidup kita cuma sesaat, tak lebih antara huruf B dan D. Antara Born (lahir) dan Die (mati). Tetapi diantara keduanya ada huruf C-Choice (pilihan), hidup memberikan kita pilihan. Dan saya memilih untuk jadi penulis.




Posting Komentar

6 Komentar

  1. Idenya singakat dan jelas tetap semangat

    BalasHapus
  2. Pilihan yg mantap Bun, kita berada dlm jalur yg sama. Menjadi guru literat agar dpt selalu berbagi manfaat dan inspirasi.

    BalasHapus
  3. Waah keren, skill mnulisnya udah kelihatan profesional bukan pemula lagi. Very good 👍🙏

    BalasHapus
  4. Waah keren, skill mnulisnya udah kelihatan profesional bukan pemula lagi. Very good 👍🙏

    BalasHapus