Ini resume ketujuh yang terlambat saya tulis, molor dua hari dari jadwal yang seharusnya. Kebetulan pada hari tersebut saya ada acara keluarga yang tidak memungkinkan saya untuk bersentuhan dengan gadget. Jadilah resume ini baru bisa saya tulis malam ini.
Mengelola Taman Bacaan, Sebenarnya ini salah satu tema yang saya tunggu. Saya ingin tahu banyak tentang ini. Sayangnya pada saat kelas belajar menulis berlangsung saya tidak bisa live menyimaknya. baru bisa keesokan harinya membaca chat materi dari narasumber.
Membaca nama pemateri diflyer, saya merasa tidak asing. Sepertinya saya telah lama mengetahui profilnya di sosial media. Awalnya saya tidak yakin apakah ini Pak Bambang orang yang sama yang saya ketahui profilnya di grup Forum Taman Bacaan Masyarakat di Facebook atau bukan. Dan ternyata benar orang yang sama. Meski dulu saya tahunya beliau ini Pak Bambang Ayah Salwa, seorang pendongeng dan pengelola taman bacaan masyarakat yang inspiring. Lagi-lagi saya merasa beruntung karena bisa bergabung di grup belajar menulis ini, karena saya bisa mengenal lebih banyak dan mendapatkan ilmu dari orang-orang hebat.
Menurut pengakuan Pak Bambang, niat awal beliau mendirikan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) karena beliau senang dengan anak-anak. Beliau bahagia bila melihat anak-anak senang dan rajin membaca. Selain itu beliau juga memiliki kebiasaan mendongeng yang dimulainya sejak tahun 2004.
Beliau mendirikan TBM, di rumah beliau yang hanya type 21 tpada tahun 2011. Tepatnya mulai tanggal 5 Oktober 2011. Saat itu, puteri semata wayang beliau yang bernama Salwa, baru berusia 8 tahun. Setiap malam Pak Bambang, istri dan Salwa menyiapkan buku cerita anak sebanyak 20. Majalah bobo 20 dan koran terbitan hari kemarin. Setiap malam disimpan di rak plastik 3 trap. Rak tersebut disimpan di teras halaman. Rumah beliau yang tidak ada pagarnya, memudahkan anak-anak untuk bisa membaca buku yang sudah disiapkan. Meski beliau sekeluarga sedang tidak berada di rumah. Saat itu Modal buku yang dimiliki TBM hanya sekitar 200 dan semuanya merupakan koleksi pribadi.
Awalnya TBM yang beliau kelola dinamai TBM Ayah Salwa. Kenapa Ayah Salwa, karena itu merupakan nama pendongeng yang dipakai Pak Bambang Purwanto sejak 2004. Berikut foto kondisi TBM Ayah Salwa pada saat awal berdiri:
Setiap hari minggu beliau mengeluarkan meja untuk memajang buku-buku. Hal ini membuat anak-anak tertarik, mereka mampir sekedar melihat-lihat bahkan sampai membaca buku. Pernah suatu ketika, ketika Pak Bambang membuat tempat duduk dengan menggunakan bambu, orang lain menyangka beliau akan berjualan. Ada juga yang mengira buat pos ronda. Serba-serbi pengelola TBM.
Foto diatas, masih di TBM Ayah Salwa dengan perubahan di sana-sini. Alas tanah sudah berganti jadi tembok. Tampak anak-anak asyik membaca. Pak Bambang dan keluarga memberikan layanan gratis yang penting asal mau saja untuk datang ke rumah beliau.
Berkat kiprah beliau dan TBMnya, Pak Bambang mendapatkan SABILULUNGAN AWARD 2018 dari Bapak Bupati Kab Bandung, Bapak Dadang Naser. Selain itu beliau dan TBMnya juga telah menghasilkan piala lainnya, diantaranya:
1. Piala Juara 2 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2013
2. Piala Juara 1 Pengelola TBM dalam Apresiasi PTK PAUDNI Berprestasj Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2014
Sebagai penutup materi Pak Bambang mengatakan,
"Piala adalah penguji keikhlasan, piala hanya simbol penghargaan, penghormatan. Piala untuk mengukur seberapa ikhlas kita terus berjuang membangun TBM ini semakin bermanfaat."
Semoga apa yang dilakukan Pak Bambang dan keluarga terus bermanfaat dan menginspirasi. Dan kita semua bisa meniru jejak beliau dalam menebarkan kebaikan.
11 Komentar
Baca blog bunda pipit, berasa betah. Tulisan dikemas secara menarik dan kriuk-kriuk saat dibaca. Terasa gurih dan syedap sekali.
BalasHapusTerimakasih Bun,
HapusIni berkat dorongan dirimu untuk menulis kembali 🙏
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBagus bu...dikemas dengan bahasa sendiri..enak bacanya bu 😁👍
BalasHapusTerimakasih, Pak 😁
HapusmntuL bin keren Bu. Enak di bacanya serasa ringan mengalir. Good job 👍🙏
BalasHapusTerimakasih, Pak
HapusSemangat 😁
ini nih, postingan yang selalu saya nanti.
BalasHapusenak dibacanya, mantap, luar biasa.
semangat berkarya, semangat menginspirasi
Aduduh, jadi semangat nulis. Ha ha ha
HapusKeren bunda...
BalasHapusTerimakasih, Bunda
Hapus