Kemarin malam adalah hari pertama saya mengikuti grup belajar menulis via whatsapp, hari pertama yang langsung menyentil kesadaran. Terimakasih sekali kepada Ibu Ditta Widya Utami yang telah menyiapkan materi tentang Mental Seorang Penulis. Karena seperti yang pernah saya sampaikan dalam postingan sebelum ini, bahwa saya selalu kesulitan untuk menjaga konsistensi ditambah lagi saya moody person, duet dari ketidakkonsistenan dan moody-an ini acapkali membuat saya buntu dan mengalami writer’s block.
Dalam materinya Ibu Ditta menjelaskan bahwa selain Teknik menulis, penting untuk dimiliki penulis adalah mental yang kuat dan sehat. Tentu bukan tanpa alasan, karena seperti kita ketahui menulis itu gampang-gampang susah dan akan ada saatnya penulis diuji dengan kekurangan ide, komentar pedas dari pembaca, kecacatan tulisan atau ikut hanyut pada apa yang ditulisnya biasanya menimpa para penulis fiksi. Maka sebelum itu semua menimpa sudah sepatutnya kita menyiapkan mental kita.
Secara ringkas Ibu Ditta menyampaikan dalam main map berikut:

Jadi ada lima poin penting untuk kita miliki sebagai penulis:
1. Siap Konsisten
“Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi” – Om Jay
Kutipan diatas sangat pas untuk kita para penulis pemula, dalam artian jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata. Tidak cukup sampai diniat.
Beruntung kita saat ini, karena sudah banyak sekali platform untuk menulis. Tidak terbatas lagi pada buku harian seperti halnya Soe Hok Gie dulu ataupun melalui surat-surat seperti yang dilakukan oleh RA. Kartini.
Namun lagi-lagi kemudahan itu harus dibarengi dengan tantangan yaitu harus siap konsisten. Karena semua orang mungkin bisa menulis, tetapi untuk menjadi penulis andal maka dibutuhkan mental yang kuat untuk konsisten menulis.
Menurut Ibu Ditta salah satu tips agar bisa memiliki mental untuk konsisten adalah dengan mengenali diri sendiri. Sehingga tantangan apa pun yang menghadang, kita akan tahu apa yang harus kita lakukan.
2. Siap Dikritik
Ketika kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, dan lain sebagainya, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik".
Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita. Dengan adanya masukan/kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca, demikian penjelasan Ibu Ditta.
3. Siap Belajar
Jika sudah senang dan konsisten menulis, sudah bisa menerima saran maupun kritik, maka sungguh kita memiliki mental untuk belajar bertumbuh.
Ada dua cara yang dapat ditempuh :
a. Melakukan riset
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dan sebagainya
b. Tambah Bacaan
Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.
4. Siap Ditolak
Hal tak kalah penting lainnya adalah siap ditolak oleh media maupun penerbit, dan lain-lain. Jangan berkecil hati tapi siapkan solusi. Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Seperti dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.
Banyak penulis kesohor seperti JK. Rowling, Dee Lestari bahkan Stephen Hawking mengalami penolakan. Tapi mereka tidak berhenti berjuang saat ditolak penerbit dan sikap mental seperti itu harus kita ikuti.
5. Siap Menjadi Unik
Menjadi unik disini dalam pengertian be your self, menjadi kita apa adanya. Tidak perlu ikut-ikutan. Tulis hal-hal yang paling kita sukai dan paling sesuai dengan diri kita. Jadi penulis jujur yang apa adanya (tidak dibuat-buat) dan ada apanya (berbobot isinya). Terpenting terus berlatih menulis dan membaca.
Jadi terus saja menulis agar ide-ide kita tertampung dan keahlian kita semakin terasah. Seperti kata Pram, "Menulis itu butuh keberanian."
15 Komentar
Keren, semangat selalu dan salam literasi,
BalasHapusTerimakasih, Bu Fitri
HapusSalam literasi 🙏
Mantap. Akhirnya, resume perdana yang bagus.
BalasHapusTerimakasih Bu Aam, ini berkat bantuan Bu Aam juga 🙏
HapusMantappp 👍🏻 terima kasih sudah berkenan membuat resumenya Bu 🙏🏻
BalasHapusSama-sama Bu Ditta, saya justru yang berterimakasih karena dikasih ilmu 🙏
HapusWaah keren, semakin bagus dan sempurna. Lanjutkan 🙏👍
BalasHapusTerimakasih, Pak
HapusBerkat bimbingan bapak juga :)
Mantap bu...resume pertama...tetap semangat😁👍
BalasHapusiya Pak, masih newbie :D
HapusTop Ibu, lengkap dan sistematis. Tetap semangat.
BalasHapusMonggo mampir jg di blog sy.😊🙏
https://bundagisya.blogspot.com/2021/01/mental-seorang-penulis.html
newbie, tapi sudah sebagus ini tulisannya, MasyaAllah. semangat berkarya, semangat menginspirasi
BalasHapusAlhamdulillah
Hapusterimakasih, Pak...
ini semua juga berkat semangat yang ditularkan teman-teman digrup belajar menulis
Luar biasa kontennya bu pipit
BalasHapusMasyaAllah tabarakallah
HapusTerimakasih 🙏