Menulis Berbagi Peduli


Malam tadi tergopoh-gopoh saya menyimak materi pertemuan ke empat di grup belajar menulis karena sebelumnya saya harus berbagi waktu untuk menyelesaikan naskah true story yang akan diterbitkan menjadi antologi bersama naskah dari teman-teman online lainnya. 

Narasumber tadi malam adalah Pak Yulius Roma Patandean, seorang guru bahasa Inggris  di SMAN 5 Tana Toraja yang juga alumni gelombang 8 grup belajar menulis bersama PGRI binaan Om Jay. Lebih lengkap profil Pak Yulius bisa anda baca disini. Untuk Om Jay kali lain akan saya ceritakan khusus dipostingan blog saya. 

Pembahasan materi malam tadi juga di moderatori oleh sahabat saya yang inspiratif, ibu Aam, profil lengkapnya bisa anda baca disini

Pak Yulius membagikan pengalamannya dalam menunjang produktifitas menulis. Sesuai dengan topik belajar menulis malam ini yaitu Menulis dan Berbagi. Beliau mengatakan seperti pada umumnya peserta di grup belajar menulis, awal-awal bergabung masih buta seluk beluk menulis. Sampai akhirnya hasil belajar di grup binaan Om Jay ini berbuah manis. Tulisannya yang berjudul Digital Transformation diterbitkan oleh salah satu penerbit mayor. Kemudian segera menyusul bukunya yang berjudul Flipped Classroom diterbitkan di penerbit mayor yang sama dengan buku sebelumnya yaitu Penerbit Andi. Dan kedua buku tersebut merupakan kolaborasi dengan Prof. Richardus Eko Indrajit. Wow. 


Selain kedua buku tadi sudah terlebih dahulu beliau menulis buku dari hasil resume materi yang beliau dapatkan di grup belajar menulis gelombang 8. Resumenya dikumpulkan dalam buku yang berjudul Guru Menulis Guru Berkarya. Selain itu beliau juga menulis kumpulan puisi yang ditulisnya selama bulan September - Desember,  dibukukan dalam Tetesan Di Ujung Pena dan keduanya diterbitkan secara indie. 

Pak Yulius mengibaratkan menulis seperti air yang mengalir dari ketinggian, dimana dia akan berhenti di tempat yang datar untuk menjadi satu kumpulan yang besar. Seperti itulah menulis dari kata perkata hingga terkumpul menjadi sebuah tulisan lalu menjadi naskah yang siap dibukukan. 

Setiap kita pasti dapat menulis jika kita konsisten untuk terus belajar dan melatih diri melakukannya. Apalagi Tuhan telah mengaruniakan kita banyak hal yang bisa kita jadikan ide. Salah satunya dengan mengikuti kelas belajar menulis ini. Di setiap pertemuan kita diberikan materi oleh narasumber yang bisa kita olah kembali menjadi resume dengan membahasakannya sesuai gaya kita. Kalau kata Om Jay dan Pak Mukminin, "Kontennya sudah ada, tinggal diolah dan diberi bumbu kreatifitas mengolah kata-kata sehingga bahasanya renyah untuk dibaca. 

Pak Yulius menambahkan pemaparannya terrkait jumlah halaman yang bisa dijadikan buku, menurut format aturan UNESCO minimal isi buku adalah 40 halaman. Nah, kebetulan sekali bukan dengan mengikuti kelas belajar menulis ini kita bisa mulai mencobanya dengan konsisten menulis 20 resume yang diberikan oleh narasumber. Bayangkan jika setiap resume menghasilkan masing-masing 5 halaman kertas ukuran A5. maka 20 resume akan menghasilkan 100 halaman buku, lanjut Pak Yulius. Tambahan lagi di grup ini kita juga dimudahkan dengan adanya rekanan penerbit buku tinggal pilih yang sesuai dengan kita. 

Lalu kenapa menulis harus berbagi? Kalau versi Pak Yulius karena dengan membagikan praktik-praktik baik tentang menulis kepada yang lain menjadi motivasi bagi beliau untuk terus menulis. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri bahwa motivasi menulis tiap orang pasti berbeda-beda. 

Selain membagikan tulisannya diblog pribadi, Pak Yulius juga membagikannya ke grup WA dan media sosial. Juga menulis artikel dilaman guruberbagi.kemdikbud.go.id, jadi selain mendapatkan feed back motivasi untuk dirinya sendiri, dengan berbagi Pak Yulius juga mendapatkan bonus berupa paket data dari Kemdikbud berkat artikel-artikelnya. 

Beliau juga mengajak rekan-rekan guru di sekolahnya untuk mulai menulis, meski belum semua tertarik tetapi saat ini bersama dengan dua rekannya beliau akan menerbitkan kumpulan puisi yang berjudul Merajut Asa Di Badai Korona yang kata pengantarnya juga di tulis oleh Prof. Richardus Eko Indarjit. 


Beliau menambahkan, hal-hal seperti itu beliau lakukan untuk memotivasi rekan-rekan guru di sekolahnya, di daerahnya dan tentunya kita semua peserta grup belajar menulis.  Dan terkhusus untuk guru PNS beliau juga bertujuan untuk mengkampanyekan naik pangkat bermartabat lewat karya tulis, dengan menerbitkan buku berISBN. 

Menarik sekali paparan Pak Yulius tadi malam, hal ini kembali menyentil kedalaman hati saya. Untuk apakah saya menulis? Saya jadi teringat obrolan saya dengan teman online saya dulu ketika kami membuat sebuah grup di facebook yang isinya membagikan tulisan-tulisan motivasi, nasehat, dan semua tulisan yang memiliki positive vibes dari penulis-penulis terkenal. Kalau kata teman saya,  "Saat ini kita belum bisa menulis seperti mereka, jadi yang bisa kita lakukan saat ini adalah menyebarkan tulisan-tulisan baik ini untuk berbagai kebaikan, because sharing is caring.".  Yess, saya menulis karena saya ingin berbagi because sharing is caring.



Posting Komentar

14 Komentar

  1. Mantap bu...tetap semangat utk menulis😁👍

    BalasHapus
  2. Mantuul.. semangat menulis dan menginspirasi..

    BalasHapus
  3. Wow keren. Lengkap, sempurna dan menginspirasi sekali. Very good.

    BalasHapus
  4. because sharing is caring
    wow, wow, wow, luaarrr biasa
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sharing is caring, frasa umum tapi berarti besar 🥺

      Hapus
  5. Wah..sdh mau menerbitkan karya antologi ? best Bu 👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Pak...
      Saya gabung di grup kepenulisan lainnya untuk banyak belajar

      Hapus
  6. Mantap sekali Bu, resume yang enak dibaca dan sangat menginspirasi.

    BalasHapus