Ragaku merajuk
Minta kau bujuk
Seperti saat sunyi kita peluk
Diantara angin yang membelai tengkuk
Ragaku merajuk
Minta kau bujuk
Seperti saat kamu merasuk
Dan meliang didalam rusuk
Ragaku merajuk
Minta kau bujuk
Lalu kita sama-sama mabuk
Hingga lapuk
11 Komentar
ingin aku membujuk mu, tapi ya hanya sebatas maya,,dengan bahasa kesunyian ,hmm,,ya bahasa kesunyian di kala bulan purnama
BalasHapusingin aku merajuk mu seperti pujangga yang sedang merangkai kata disepinya kesunyian malam,hehe
BalasHapus..dan rajuk bujuk puisimu merasuk
BalasHapusdi benak di diri di hati
betapa siksa
jiwa-raga merajuk minta bujuk
dari persona yang tak boleh diminta
dari persona yang takboleh dimilik
dari persona yang takpernah bisa dipeluk
untuk bujuk paksa
merajuk bujuk betapa siksa
ingin mati saja tapi tak kuasa
Tuhan, peluklah aku
bebaskan dari rajuk bujuk
yang bukan bagianku
bebaskan dari siksa ultimat
amin.
Mas Kahfi: lelaki bulan, aku menunggumu di Purnama kesekian :D
BalasHapusMas Andy: waw, ditunggu rajukannya, hehehe....
Akang say: Amiin..
hidangan yang manis sekali, terimakasih akang say :*
Lah kok jadi balas balas puisi... hahaha, puisi dg rima berulang memang terdengar indah yah
BalasHapusmas Syam: hahaha... ayoo, mas ikut berbalas juga :D
BalasHapusentahlah, barangkali kalau itu tergantung selera ya mas :D
lelaki bulan bersedia menunggu sampai kapanpun sang purnama datang,,loh kok ,,di sambung lagi,,:)
BalasHapusku tak ingin lagi membujuk
BalasHapustakut salah tunjuk
nanti kena kutuk
sampai terbatuk-batuk
mas kahfi: lelaki bulan dan purnama, hmm... boleh juga kapan-kapan jadi puisi :)
BalasHapus21inchs: hehehe... uhuk-uhuk-uhuk...
malam yang sejuk, belum juga kantuk, tidak juga batuk, malam udah suntuk, kalau gituk, assalamualaikum wr wabarokatuk... Hukhukhuk..
BalasHapusRobinhut: hadeeeuh, salamnya jangan diganti jadi wabarakatuk dong mas, kan artinya jadi beda :)
BalasHapus