Hari Kebangkitan Buku #3



Acara Hari Kebangkitan Buku ke-3 di Rumah Dunia, Sabtu (15/5) Pukul 13.00 WIB, digelar secara kolosal. Rumah Dunia memestakan buku-buku karya penulis asal Banten. Di Hari Kebangkitan Buku ke-3 ini, Rumah Dunia berusaha menyuguhkan berbagai acara. Seperti launching GONG Publishing, lini usaha Rumah Dunia, bundel novel fenomenal “Balada Si Roy” yang sudah menginspirasi jutaan pembacanya, Klab Penulis Banten, buku “Melihat Tanpa Mata” karya Abdul Latief, “Gadis Bukan Perawan” kumpulan 16 cerpen karya Jenny Ervina, buruh migrant asal Petir, Serang-Banten, toko buku Rumah Dunia On Line (www.tokorumahdunia.com) dan buku para relawan Rumah Dunia: essay, kumcer dan puisi.


BUKU LELAKI
Hari Kebangkitan Buku #3 dihadiri ratusan undangan. Pengunjung mulai memadati halaman Rumah Dunia sejak pukul 12.00 WIB. Mereka terdiri dari Perwakilan Perpustakaan Daerah, Taman Baca Masyarakat (TBM), sekolah, komunitas se-Banten, serta perorangan yang mendapatkan surat undangan plus voucher yang bisa ditukar dengan satu bundel novel “Balada Si Roy” secara geratis. Gol A Gong, selaku pendiri Rumah Dunia berharap, bisa membangkitkan tradisi menulis di Banten.


Dalam peluncuran bundel “Balada Si Roy”, Gong juga menceritakan proses kreatif dalam pembuatan novelnya. ‘Balada Si Roy’ itu hasil dari observasi dan riset. Balada Si Roy adalah potret remaja muda Indonesia pada era 80-an.” Kata Gong.


Testimoni dari para pembaca ‘Balada Si Roy’ dari generasi berbeda, membuktikan jika ‘Balada Si Roy’ masih dibaca samapi saat ini. “Saya tau Balada Si Roy saat masih SMA. Saya baca. Lalu saya berteriak, ‘Ini buku laki-laki sekali!” kata Daniel Mahendra dari generasi 20-an, yang mengenakan baju flanel dan kalung dog tag, gaya ala ‘Si Roy’. Daniel mengatakan banyak manfaat yang dirasanya usai membaca Balada Si Roy. “Roy itu menyemangati kita agar jangan pernah putus asa,” ujarnya.


KLAB PENULIS BANTEN
Hal menarik lainnya di Hari Kebangkitan Buku adalah deklarasi “Klab Penulis Banten”, yang dikukuhkan Prof. DR Yoyo Mulyana, M.Ed, selaku penasehat Rumah Dunia. Dengan dikukuhkannya Klab Penulis Banten, semakin meneguhkan gerakan literasi di Banten mulai bangkit. “Ini jadi semangat baru dalam menggeliatkan iklim literasi yang kondusif di Banten,” tutur Prof Yoyo dalam orasinya.


Buku terbitan GONG Publishing yang siap terbit bulan Juni nanti, “Membaca Banten, Membaca Indonesia” karya Iwan K Hamdan, “Be a Writer” karya Gol A Gong dan “Gilalova: Segila-gilanya Cinta” kumcer karya 25 anak muda FLP Banten. Tampak sekali kebahagiaan para penulis muda Banten, yang kumcernya akan diluncurkan di Pandeglang Membaca, 29 Mei nanti. “Ini adalah buku pertama FLP Banten yang paling ‘gila’,” kata Hilal Ahmad, ketua FLP Serang, yang juga salah satu penulis Gilalova.


Menanggapi kumcer FLP Banten ini, Gong sangat sumringah sekali. Kata Gong, mereka adalah penerus tradisi menulis di Banten. “Cinta itu buta, kita udah tahu. Tapi segila-gilanya cinta, apa seh? Hanya ada di buku ini! Apa bener Gilalova bisa bikin kita gila? Cinta sama temen, ortu, motherland, of course Sang Pencipta. Selain itu, cerpen-cerpennya kenal dengan budaya Banten yang kuat!” Gong, Direktur GONG Publishing, menanggapi. Gilalova hadir dengan kisah menarik yang berlatar belakang budaya dan kondisi Banten. Ada pelet, santet, tradisi muludan. Dikemas dengan cerita remaja, renyah, crispy, dan bikin ketagihan. Bertabur makna dalam setiap detil alur yang diungkap dalam gaya bahasa beragam. Selamat hari kebangkitan buku!

Posting Komentar

0 Komentar