Keinginan untuk merasakan liburan di Jepang memang selalu ada dalam hati saya, tetapi karena suatu dan lain hal jadinya sampai 2019 kemarin saya berlibur ke tempat-tempat wisata ala Jepang saja. Seperti ke kyotoku di floating market lembang yang sudah saya ceritakan sebelumnya juga ke The Onsen Hot Spring di Songgoriti, Batu, Malang.

Kalau dipikir-pikir Batu di Malang itu mirip Lembang kalau urusan destinasi wisata, banyak sekali pilihannya. Selain itu di Batu juga udaranya dingin sama seperti di Lembang, juga selalu macet kalau ketemu weekend dan liburan.

Sebenarnya karena pas tantangan #kamismenulis kemarin dipuisi yang saya tulis ada kata arumdalu jadi mengingatkan saya pada The Onsen Hot Spring Resort. Karena resort tersebut berada di jl. Arumdalu, Songgokerto/ Songgoriti, Batu, Malang. Resort ini resmi dibuka tahun 2017 lalu. Menyuguhkan sensasi bak seperti di negeri sakura. The Onsen Resort didesain ala Jepang, dari interior, eksterior, taman dan kulinernya. Dan tentu saja sesuai dengan namanya tiap cottage dilengkapi dengan onsen di dalamnya. Onsen itu istilah dalam bahasa Jepang untuk sumber air panas dan tempat berendam yang airnya bersumber dari air panas alami atau yang dikeluarkan oleh perut bumi. 

Salah satu yang menarik perhatian saya adalah cottagesnya yang didesain menyerupai rumah tradisional Jepang. Hampir semua desain interiornya menggunakan kayu dan rumahnya model panggung. Tiap cottage dinamai nama kota-kota yang ada di Jepang seperti Osaka, Tokyo, Kyoko, Fukuoka dan sebagainya. Saat menginap di sana kami kebagian di Fukuoka. 
 







Masuk ke dalam penginapannya saya benar-benar merasa berada di rumah-rumah tradisional berdasarkan hasil tanya jawab saya sama mbah Google. Lha wong ke Jepangnya aja belum pernah. Hahaha... 

Rumah tradisional Jepang disebut minka, kalau penginapan dengan fasilitas dan arsitektur Jepang disebut ryokan. Dari hasil tanya jawab sama si mbah juga saya jadi tahu kalau ada elemen penting yang harus ada dalam rumah tradisional Jepang yaitu tatami (tikar Jepang), fusuma (pintu geser), futon (kasur tipis seperti bed cover). Dan hal detail ini benar-benar diperhatikan oleh pengelola.



tatami (tikar Jepang) dan fusuma (pintu geser)



"Kotak segalanya' isinya ada televisi, mini refrigerator, peralatan makan dan minum dan laci kosong untuk menyimpan barang bawaan kita. Konsep minimalis ala Jepang.



futon (cover bed)




dari sudut lain, kalau jendelanya dibuka kita akan disuguhi pemandangan bukit pinus



Toiletnya bersih dan kering




di balik sekat ada ofuro (tempat mandi)


Sialnya onsennya malah lupa saya jepret, ataukah ini pertanda bahwa saya akan kembali ke sana lagi *ngarep*. Buat yang penasaran seperti apa onsennya, langsung tanya jawab sama si mbah saja ya teman-teman jangan males, hahaha...

Untuk mencoba kuliner ala Jepang kita bisa menikmatinya di Fushimi, restoran yang menyediakan aneka hidangan khas Jepang seperti ramen, sushi, sashimi dan banyak lagi lainnya. Tidak hanya itu juga menyediakan makanan khas Indonesia dan western. Saya dan anak-anak memilih ramen kebetulan cuaca dingin pengennya yang berkuah dan panas-panas, selain itu kalau makan ramen jadi berasa makan bareng sama Naruto *eh 😂. Pasti bentar lagi ada yang nanya mana foto ramennya? hahaha... Ampun deh kalau sudah urusan makan malah suka lupa foto-foto, fokusnya cuma ke memamah biak saja 😂. 


foto di teras luar Fushimi, zaman musim ngedit pake tone begini 😁


Hampir seluruh area The Onsen sebenarnya sangat instagramable, tapi ya namanya bawa anak-anak ya bund. Ibarat kata liburan itu cuma mindahin tempat ngasuh doang 😁. Jadilah banyak spot yang terlewatkan. Gimana mau foto-foto, The Krucils lari-lari terus ngeri tergelincir dan masuk kolam. Yang ada kita malah kayak kucing-kucingan, kejar-kejaran ke sana kemari. Oh ya, di sini sebenarnya ada penyewaan kimono juga tapi berhubung riweuh sama The Krucils mana sempat.




The man behind the gun eh camera, motretnya gantian ya Pack 😁



Torii (gerbang merah) dan jembatan Shinkyo 


Kebetulannya lagi pas kesini saya bisa bertemu dengan teman SMA yang sejak lulus belum pernah ketemu. Sama-sama tinggal di Banten, ketemunya malah di Jawa Timur. Pertemuan ini pun menjadi acara mengasuh anak-anak bersama 😂.


Spot paling diburu jembatan shinkyo, aslinya ngantri banget ini yang mau foto


Setelah puas ngalor ngidul ngobrol dan mengasuh bersama balik lagi ke Fushimi dan makan lagi. Hahaha... Namanya mengasuh anak-anak butuh energi besar ya kan? 

Demikianlah yang masih bisa saya ingat dari cerita perjalanan saya ke The Onsen. Sepertinya sedikit ingat banyak lupanya bakal jadi tagline yang dekat sekali dengan saya. 

Teman-teman kalian terakhir liburan sebelum pandemi kemana saja? 
Cerita dong di kolom komentar