Siasat Dilirik Penerbit Mayor




Berada dalam sebuah komunitas yang memiliki positive vibes tentunya sebuah keberuntungan, hal ini saya rasakan sejak pertama kali bergabung dengan WAG Belajar Menulis bersama PGRI. Sejak bergabung dengan wag ini, saya jadi rajin menyambangi blog saya kembali. Saya jadi ngeblog lagi. Meski harus terbata-bata membiasakan kembali sesuatu yang telah lama ditinggalkan. Tapi melihat postingan blog milik peserta lain membuat saya termotivasi untuk terus menulis.

Malam ini adalah pertemuan kesembilan yang saya ikuti, dipandu oleh Bapak Sucipto Adi sebagai moderator dan Bapak Edi S. Mulyanta pemateri yang akan memaparkan tema menarik mengenai Menembus Tulisan di Penerbit Mayor. Pak Edi merupakan Manajer Operasional Penerbit Andi. , 

Pak Edi memulai paparannya dengan menjelaskan tentang ketentuan umum yang terdapat dalam Bab 1 Pasal 1  Undang-Undang No. 3 Tahun 2007 Tentang Sistem Perbukuan. Diantaranya: 

1. Penerbit adalah lembaga pemerintah atau lembaga swasta yang menyelenggarakan kegiatan penerbitan buku. 

2. Penerbitan adalah seluruh proses kegiatan yang dimulai dari pengeditan, pengilustrasian, dan pendesainan buku.

3. Penulis adalah setiap orang yang menulis naskah buku untuk diterbitkan dalam bentuk buku.

4. Penulisan adalah penyusunan naskah buku melalui bahasa tulisan dan/atau bahasa gambar. 

5. Buku adalah karya tulis dan/atau karya gambar yang diterbitkan berupa cetakan berjilid tau berupa publikasi elektronik yang diterbitkan secara tidak berkala.

6. Naskah Buku adalah draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi dan bagian akhir.


Berdasarkan penjelasan Pak Edi, sebenarnya tidak ada penggolongan Mayor dan Minor. Yang ada adalah penerbit seperti yang termaktub dalam UU No 3 Tahun 2017 di atas. Akan tetapi kenyataannya, di dunia penerbitan yang berorganisasi di bawah IKAPI atau Ikatan Penerbit Indonesia, secara alami penerbit ini berproses secara mandiri produksi bukunya. Setiap penerbit anggota IKAPI berhak mengelola terbitannya yang dipantau oleh Perpustakaan Nasional yang mengeluarkan nomor ISBN.

Dengan adanya perbedaan antara jumlah judul yang diproduksi dan genre terbitan tersebut pada akhirnya membentuk pengelompokan tersendiri dalam jumlah output produksinya.

Kemudian akhirnya Perpusnas memberikan kode-kode tersendiri di dalam ISBN untuk menentukan penggolongan penerbit dengan jumlah produksi tertentu. Seperti inilah struktur rentang ISBN yang menunjukkan penerbit tersebut masuk digolongan mana,


ISBN Publication Element adalah terkait dengan jumlah produksi buku. Jadi penggolongan ini menggunakan jumlah digit jika semakin besar maka penerbit tersebut mempunyai kapasitas jumlah produksi yang besar.

Untuk penerbit mayor pada umumnya memiliki rentang produksi dari 3 digit hingga 4 digit, hal ini dikarenakan kapasits produksi dan penjualannya bisa mencapai jumlah tertentu. Dan hal inilah yang kemudian dijadikan masyarakat untuk memberikan istilah adanya penerbit mayor dan minor. Jadi poinnya pada jumlah terbit dan pemasarannya.

Dengan jumlah produksi yang besar, penerbit dapat mendistribusikan secara merata di toko-toko buku dan outlet penjualan lainnya secara nasional. Hal ini kemudian menambah istilah sebagai penerbit skala nasional. Penyebutan ini akhirnya diadopsi pada pertauran-peraturan setelahnya dalam hal pengukuran indeks, yang digunakan oleh penulis-penulis yang tergabung dalam beberapa profesi pendidik yang mengharuskan menghasilkan outcomes berupa hasil tulisan.

Dalam peraturan Permeneg PAN, angka kredit penulisan buku menjadi unsur yang penting dalam kenaikan pangkat. Seperti yang tertera pada gambar berikut ini:




Tahun 2019, Pemerintah mengeluarkan PP 75 yang mengatur pelaksanaan UU Sistem Perbukuan No 3 Tahun 2017.  PP tersebut mengatur mengenai jenis-jenis buku yang dapat ditulis oleh para calon penulis. Berikut ini jenis-jenis buku yang diatur oleh PP 75 th 2019




Dengan PP 75 tersebut,  para penerbit di bawah IKAPI akhirnya menentukan segmentasi buku yang sesuai dengan visi dan misi mereka. Dan tentunya mencari keuntungan dengan menjual buku hasil tulisan dari para penulisnya

Oleh karena itu sebagai penulis pemula kita dapat memulainya dengan menentukan terlebih dahulu tema apa yang memang menjadi keahlian dan kompetensi kita. Kemudian melihat contoh buku-buku yang telah terbit di penerbit-penerbit yang menjadi tujuan pengiriman tulisan kita, sehingga bisa cocok dengan genre yang menjadi andalan penerbit tersebut.

Naskah buku yang kita tulis bisa terbagi menjadi beberapa jenis buku:
  • Buku Teks Pelajaran, yang mempunyai nilai angka kredit yang tinggi. Terutama untuk yang lolos BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) 
  • Buku Non Teks, berupa buku pengayaan maupun buku referensi, atau buku modul pelajaran.
  • Buku umum, berupa karya Fiksi atau novel. 
Kemudian penerbit akan melihat kemungkinan terbitnya berdasarkan 4 kwardan prioritas terbit. Gambar dibawah ini menjelaskan sudut pandang penerbit dalam memandang calon naskah yang akan diterbitkannya,




Dalam gambar jelas terlihat bahwa unsur market cukup dominan, karena yang diterbitkan tentunya harus memiliki market yang besar. Misal pada buku teks pelajaran, buku tersebut memiliki effort yang cukup berat baik dari sisi penulis maupun penerbit, karena harus menilaikan ke BNSP secara nasional. 

Sebagai guru sekaligus penulis (pemula), termudah bagi kita adalah membuat buku pengayaan atau modul pelajaran. Karena dari sudut pandang penerbit, kita dapat menyesuaikan dengan bahan naskah yang akan kita tulis, sehingga dapat diterima oleh penerbit yang memang satu visi dan satu misi. 

Sebelumnya buatlah proposal pengajuan naskah untuk kita tawarkan ke penerbit. Adapun isi proposalnya meliputi hal ini:
  • Judul
  • Sub Judul (jika ada) 
  • Sinopsis buku
  • Outline
  • Sampel Bab minimal 2 bab
  • CV penulis. 
Jangan lupa tambahkan dengan memberikan penjelasan sasaran pasar, pesaing buku lain yang telah terbit, Hal ini untuk membantu penerbit dalam memandang naskah kita. Juga berikan data-data market sasaran, positioning materi pesaing, keunggulan buku dibanding pesaing hal ini untuk mempermudah penerbit dalam melakukan review naskah.

Perlu diingat tidak semua buku bisa diterbitkan oleh penerbit, salah satunya karena keterbatasan modal, strategi pemasaran, serta visi misi mereka. Apalagi di saat pandemi seperti sekarang, di mana outlet toko buku terikat peraturan PSBB sehingga proses penjualan dan distribusi buku menjadi terkendala. 

Penerbit ANDI sendiri hanya menerbitkan 20-30 persen dari naskah yang masuk yang jumlahnya bisa mencapai 200an perbulan. Sehingga proses review naskah terkadang membutuhkan kecermatan, agar produk yang telah diputuskan diterbitkan dapat terserap di pasar dengan baik. 

Berikut gambaran pasar Penerbit Andi pada outlet buku-buku yang telah terbit saat pandemi ini dalam prosentase sebagai berikut:




Adanya pandemi membuat terjadinya pergeseran saluran outlet buku yang membuat banyak penerbit belum siap dengan perubahan tersebut. Hal ini juga memengaruhi model pemasaran buku seperti yang telah disampaik oleh Pak Agus beberapa hari lalu. Terpenting dari itu semua, kita terus berkarya dan harus selalu siap dengan hal-hal baru. 

Pada Penerbit Andi sendiri, telah menyiapkan sarana promosi kekinian, seperti webinar, bincang daring,  online wokrshop, podcast hingga membuat channel youtube untuk memperkuat proses pemasaran buku para penulis ke calon para pembaca.

Selain itu saat ini produksi buku juga perlahan bergeser ke ranah digital, Penerbit Andi bekerjasama dengan Google Play membuat ebook yang bisa dilihat pada laman, http://bukudigital.my.id atau http://ebukune.my.id  

Saat ini tidak ada cara lain selain mengikuti arus perubahan teknologi ke arah digitalisasi buku, oleh karena itu Penerbit Andi mencoba untuk tetap up to date dalam memanfaatkan teknologi informasi terutama dalam hal tetap memproduksi tulisan-tulisan yang dapat dinikmati pembaca, juga mencerdaskan kehidupan bangsa seperti visi dan misi penerbit Andi.

Tetapi jangan pernah menyerah menawarkan tulisan kita kepada penerbit. Pervcayalah setiap penerbit akan selalu membutuhkan naskah-naskah yang memberikan warna baru di dunia perbukuan juga sekaligus mencari keuntungan. Karena keuntungan, merupakan jalan bagi penerbit untuk bisa bertahan di tengah terpaan teknologi yang semakin melindas.


Posting Komentar

26 Komentar

  1. mantap
    first coment dapat apa nih
    semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  2. Mantap, kengkap, dan manfaat banget resumenya Mbak Pipit. Selalu gercep dan mantep.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Bu Muji.
      Ini semua berkat semua teman-teman wag belajar menulis yang memotivasi :)

      Hapus
  3. Masyaallah luar biasa Bu Pipit. Resume yg cepat, lengkap dan dikemas dg bahasa yg cantik dan mudah dipahami. Sangat menginspirasi.👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Bunda
      Berkat teman-teman di wag juga yang selalu memotivasi

      Hapus
  4. Keren gercepnya, mantul resumenya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, Ambu
      kebetulan anak-anak tidur lebih cepat jadi bisa gercep :)

      Hapus
  5. Resume tercepat, terasik, dan terciamikkkk.. Gurih dan syedaap sekali

    BalasHapus
  6. Tuh kan sama dah bagus juga tulisanya. Mnginspirasi bnget. Very good 👍🙏

    BalasHapus
  7. Keren Bu Pipit.. selalu numbero uno.. tulisannya enak dibaca, sangat menginspirasi..👍👏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kebetulan aja ini, bunda
      anak-anak bisa tidur lebih cepat jadi saya bisa lebih leluasa bikin resume

      Hapus
  8. Mantap Bud Pipit...gercep number one...enak dibaca pula resumenya..

    BalasHapus
  9. Bagus bu...dikemas dengan bahasa sendiri...mudah dipahami

    BalasHapus
  10. Bu Pipit Kerennn Gercep tapi tulisan tetap berkualitas..terimakasih dah berkunjung.....

    BalasHapus
  11. Mantab sekali tulisannya .. sukses selalu nggih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, terimakasih sudah berkunjung, Pak

      aamiin, do'a terbaik pula untuk Bapak dan Penerbit Andi

      Hapus
  12. wah kreeen ini omet tulisannya . bentar lagi jadi buku. mantaaao

    BalasHapus
  13. Resume yang lengkap bunda...dengan rangkaian kata yang asyik dibaca.

    BalasHapus