Menulis Untuk Keabadian Bersama Mayor Nani



Pertemuan sesi motivasi malam ini amat spesial, karena yang menjadi narasumber adalah salah satu peserta belajar menulis gelombang delapan dengan latar belakang TNI AL. Beliau adalah Ibu Nani Kusmiyati, S.Pd., M.M, CTMP. Lebih lengkap tentang beliau bisa kita baca diblognya My Autobiography - Learning Everyday.

Setelah diperkenalkan oleh Om Jay sebagai salah satu sahabat beliau yang saat ini sama-sama sedang menempuh S3. Om Jay kemudian mempersilakan Bu Aam membuka kulwap malam ini.

Menurut Ibu Nani, menulis merupakan kegiatan yang dapat dilakukan oleh siapa saja. Menulis merupakan hal yang menarik ketika kita menemukan celahnya. Bu Nani merasakan betul apa yang selalu digadang-gadang Om Jay tentang, "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi".

Celah yang dimaksud Ibu Nani yaitu ketika kita dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan kita saat membaca lagi tulisan yang pernah kita buat. Terkait penggunaan bahasa yang sudah tepat atau belum?,  tentang tulisan kita yang sudah mengalir atau belum. Sebelum akhirnya kita publish tulisan itu sebaiknya kita endapkan terlebih dahulu dan dibaca berulang, agar kita dapat menemukan kata-kata yang janggal dan kesalahan ejaan.

Setiap orang pasti memiliki alasan masing-masing untuk menulis. Ada yang menulis karena ingin menumpahkan rasa kesedihan, kegembiraan, marah dan semua perasaan lainnya. Ada pula yang menulis untuk mengungkapkan ide pada publik atau untuk meyakinkan orang mengenai visi dan misi kita.

Ibu Nani sendiri banyak belajar dari para narasumber yang memberikan materi pada saat beliau mengikuti WAG Belajar Menulis PGRI Bersama Om Jay di Gelombang 8. Selain itu beliau juga ikut bergabung dengan group The Writers Om Bud (Bapak Budiman Hakim, Kang Asep dan mba Devina). Mereka semua adalah orang-orang yang banyak memberikan ilmu, ide dan motivasi di dalam proses  menulis Ibu Nani. Selain itu juga masih banyak dan idak dapat disebutkan satu persatu teman literasi yang lain yang membuat beliau termotivasi untuk menulis. Merekalah yang membuat Ibu Nani berani mengungkapkan ide-idenya ke dalam blog maupun mengirimkan ke The Writers dan YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan.

Sebagai penulis pemula Ibu Nani telah menulis 28 buku Antologi dengan berbagai topik. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Bahkan saat ini masih ada dua project lain yaitu project Omera dan Nubala. Omera dengan mbak Moon dan Nubela dengan mba Rina. Sosok anak muda kaya dengan karya yang membuat Ibu Nani merasa salut pada keduanya. 

Kembali pada topik “Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, maka dengan menulis ada banyak manfaat yang dapat kita rasakan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Untuk diri sendiri, menulis akan memperluas wawasan dan pengetahuan kita. Konon dengan menulis kita menjadi tidak mudah lupa, meski usia terus bertambah karena dengan menulis otak terus terasah.

Selain itu menulis merupakan sarana edukasi bagi kita dan orang lain. Kita dapat membagikan ilmu yang kita miliki melalui menulis.Sebagai contoh seorang guru, yang menuliskan bahan ajar untuk siswanya melalui blog atau menjadikannya sebuah buku maka murid-muridnya akan membaca dan menyerap ilmu tersebut hingga berguna untuk masa depan mereka. Meski kelak kita telah tiada buku-buku kita masih ada, buah pikiran atau ilmu yang kita tuangkan ke dalam buku masih dapat dinikmati oleh banyak orang.

Hal yang demikian merupakan salah satu manfaat bahwa menulis itu bekerja untuk keabadian. Manfaat lainnya tulisan merupakan perantara kebaikan. Karena ketika kita menulis hal-hal yang inspiratif dan memotivasi orang lain, yang dapat menenangkan hati pembaca tulisan kita, maka dengan kata lain kita sudah berbagi kebaikan dengan sekitar kita.

Menulis juga dapat menjadi bagian mengabadikan cerita kehidupan kita atau perjalanan karir kita. Ibu Nani bercerita tentang dulu ketika mendapatkan misi di Libanon. Saat itu seharusnya banyak yang bisa beliau tuliskan. Namun fokus beliau hanya mengabadikan lewat foto-foto di tempat-tempat bersejarah. Padahal mengabadikan foto apalagi hanya disimpan di falsh disk rentan sekali terkena virus. Kalau sudah begitu apa yang mau diabadikan. Beruntung beberapa foto yang beliau simpan di email masih bisa diselamatkan. Untuk menyelematkannya beliau menuliskan banyak kenangan saat misi di Lebanon berdasarkan foto-foto tersebut. Beliau ingin, kelak anak cucunyadapat mengetahui sejarah, dan prestasi apa yang pernah beliau dapatkan.

Beberapa artikel beliau tulis diblognya untuk mengabadikan pengalaman dan karirnya pada postingan One Fine Day. Selain itu juga pengalaman sedih beliau saat berada di rumah sakit mendampingi suami tercinta, dalam postingan Menata Hati. Sekali lagi semua itu beliau tuliskan karena keinginan untuk mengabadikan kisah hidupnya. Last but not least, menulislah senyaman mungkin dan sesuai kata hati.





Posting Komentar

20 Komentar

  1. Luar baisa materi amlam ini dan benar benar spesial buayh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, Om Jay
      Terima kasih banyak ya Om Jay, Ibu Nani dan Ibu Aam

      Hapus
  2. Kereeeeen banget dan selalu nomer 1 publikasi karyax bu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, terimakasih ibu.
      Kebetulan aja mumpung lagi bisa

      Hapus
  3. Cepat sekali membuat resumenya.. Bahasanya juga mengalir indah. Sukses y

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Ibu
      Mumpung sedang tidak ada hambatan :)

      Hapus
  4. Mantap, gercep, mantul. Semangatt Omett

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah,
      semangat, mumpung tak ada gangguan. hihihi

      Hapus
  5. Masyaallah, ibu-ibu tentara yang sibuk aja masih sempat-sempatnya menulis blog T.T apalah aku yang ga ngapa-ngapain masih excuse buat nulis T.T

    Menulis satu-satunya media untuk tetap abadi itu sangat benar sekali.. seperti gajah yang meninggalkan gading, maka manusia yang ditinggalkan adalah karya (tulis) nya..

    keren mbak!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terlalu banyak excuse, padahal cuman manjain rasa males klo aku tu. huhuhu... malu sendiri sama Mayor Nani yang keren byianget ini.

      Blogger mati meninggalkan postingannya :)

      Hapus
  6. inspiratif ceritanya.... ternyata tentara sudah menyenangi dunia tulis menulis.

    Thank you for sharing

    BalasHapus
  7. mantap, inspirasi sekali ceritanya :D

    BalasHapus
  8. Keren Bu Pipit..
    Lengkap tulisannya..
    Goodjob 👏👏

    BalasHapus
  9. Sangat enak dan nyaman membaca tulisan ibu. Selamat berkarya dan salam literasi bu pipit

    BalasHapus