Sejak awal tahun, salah satu keinginan saya adalah kembali menulis dan ngeblog. Syukur-syukur bisa menyelesaikan naskah-naskah yang lama bersemayam di laptop untuk diterbitkan baik secara solo maupun antologi agar dapat berbagi inspirasi dan kebaikan sesuai dengan kemampuan.

Terakhir saya menulis buku hingga terbit tahun 2019 yang lalu, sebuah buku yang berjudul Menembus Batas Mimpi-Memoar Perjalanan Dua Dekade Pesantren Nurul Madany. Buku yang saya tulis duet dengan kakak saya sendiri yang kebetulan salah satu tokoh yang ada dalam memoar tersebut. 




Sangat bersyukur di awal tahun, tiga buah buku antologi saya telah terbit. Buku pertama berjudul Rehat Sejenak, merupakan antologi yang saya tulis bersama teman-teman FLP seBanten untuk diikut sertakan dalam lomba antologi cerpen dalam rangka milad FLP Pusat. Mengangkat tema pandemi. Meski tidak menang sebagai antologi terbaik, tapi setidaknya kami sudah mengalahkan diri sendiri yang selama ini minim karya. 




Buku kedua merupakan antologi yang mengisahkan perjalanan para Kepala Sekolah di Wilayah Bina III Kabupaten Lebak dalam memimpin sekolah masing-masing. Judul bukunya Jejak Langkah Mengukir Prestasi.




Buku ketiga berupa kisah para kontributornya saat mendapatkan materi kulwap kekuatan silaturahmi dalam menulis bersama Ibu Kanjeng dan OmJay di wag Belajar Menulis PGRI. Judul bukunya The Power of Silaturahmi in Writing.




Bulan kedua saya menulis buku solo dari kegiatan lomba menulis di blog selama 28 hari yang diselenggarakan oleh PGRI bekerjasama dengan Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan. Setelah sekian lama akhirnya saya punya buku solo juga. Saking excitednya bikin cover buku pakai foto sendiri, masa bodoh mau dibilang norak juga, ha ha ha... Judul bukunya Guru Blogger is back!.




Bulan ketiga, ada tiga antologi yang terbit. Pertama berjudul Emak Me time, tema yang lekat sekali dengan kehidupan saya sebagai mamak-mamak. Meski sudah banyak yang membahas hal ini saya kira akan tetap menarik dibaca karena tiap penulis punya karakteristik penulisan dan pengalaman yang berbeda.





Buku kedua berjudul I Love Monday, masih antologi. Mengisahkan berbagai perasaan para kontributornya dalam menghadapi hari Senin yang kadung lekat dengan I hate Monday. Bagaimana kemudian cara menghadapinya bisa dibaca dibuku ini.






Buku ketiga masih antologi berjudul Broken Hearts, baca judulnya mungkin anda sudah menebak-nebak ke arah mana isi buku ini bercerita. Tetapi tentu saja itu hanya tebakan yang bisa jadi jawabannya salah. Jadi sebaiknya pesan saja bukunya ya, hahaha...





Jujur senang sekali rasanya, karena saya bisa menulis dan ngeblog lagi. Juga menerbitkan buku solo dan antologi. Semoga tulisan sederhana saya bisa memberi manfaat untuk pembaca. Ke depan masih ada banyak target dan keinginan yang belum terwujud. Termasuk target menulis antologi puisi dan flash fiction karya sendiri. Tapi kayaknya beberapa bulan ke depan kemungkinan saya tidak bisa menulis setiap hari, karena harus berbagi waktu untuk target utama saya, bisa lulus PPG dalam jabatan tanpa mengulang ujian. hahaha...

Mohon do'anya ya teman-teman, semoga Allah SWT. memberi saya kekuatan untuk menyelesaikan semua target tersebut. Aamiin

Apakah teman-teman berminat untuk memiliki satu diantaranya?

Kalaupun tak ada, tidak apa-apa saya tidak memaksa. Saya cuma memohon anda untuk membelinya. Sekian dan terima order. Ha ha ha....