Pesan whatsapp dari sahabat baik saya siang ini menyambar bagai petir, bikin kaget. Walaupun pada akhirnya harus terbiasa dengan pemberitaaan covid, tapi mendengar langsung sahabat sendiri yang terpapar rasanya syok juga.
Setahun ini kami memang tidak pernah bertemu secara langsung, selain karena sibuk dengan rutinitas masing-masing, memang rasa-rasanya tidak ada kegiatan yang benar-benar mengharuskan bertemu bertatap muka. Ditambah kondisi pandemi seperti sekarang ini, sebisa mungkin kami membatasi diri untuk di rumah saja, kecuali jika benar-benar penting sekali.
Itulah kenapa saya terkejut sekali ketika mendengar sahabat saya
terpapar. Kalau diingat-ingat dia paling aktif mengingatkan kami untuk selalu
menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, saya tahu sejak dulu dia memang sangat
disiplin soal kebersihan dan kesehatan. Di wag circle pertemanan kami pun, dia yang paling vokal mengingatkan agar kami semakin taat beribadah.
Tetapi begitulah takdir, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Pada akhirnya, semua berjalan sesuai dengan ketentuan yang Kuasa. Tugas kita sebagai manusia hanyalah berikhtiar. Dan di masa pandemi ini bentuk ikhtiar wajib kita adalah dengan mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan. Masalah kemudian kita terpapar atau tidak itu sebenarnya menjadi tidak penting, karena hasil ikhtiar bukan hak prerogatif kita.
Jadi sekuat apapun kita menjalani protokol kesehatan jika takdir menentukan kita terpapar, tinggal tawakal dan bersabar yang kita jadikan pedoman. Tetapi juga jangan disalah artikan dengan "orang-orang yang ketat dan disiplin saja masih terkena
covid19, lalu untuk apa patuh dan taat menjalankan protokol Kesehatan?", yang
demikian adalah sesat pikir yang nyata.
Ikhtiar dengan mematuhi dan
melaksanakan protokol kesehatan adalah sebuah upaya untuk menjaga hidup manusia.
Sebagaimana nilai yang diajarkan dalam islam adalah menjaga jiwa manusia (al-muhafazah
ala al-nafs).
Semoga lekas sehat kembali, sahabatku. Selamat berihat.
Semoga Allah rido dan menjaga
kita semua dengan sebaik-baiknya perlindungan, aamiin….




6 Komentar
Semoga lekas sembuh sahabatnya. Semoga kita dijauhkn dr jahatnya pandemi ini.
BalasHapusAamiin ya Allah
HapusTerimakasih Ambu
Aamiin, semoga lekas sembuh sahabat... Dan semoga kita semua dapat terhindar dari paparan covid 19... Ayo, tetap patuhi Prokes 5M
BalasHapusAamiin ya Allah
HapusBetul, Pak
Saat ini ikhtiar wajib adalah mematuhi prokes dan vaksinasi
Kasihan... Kalau melihat sahabat kita lagi sakit. Semoga cepat sembuh, Aamiin. ..
BalasHapusTulisannya keren... Bunda, Kita hrs mematuhi protokol kesehatan. Covid bisa disebut penyakit kita seperti batuk, flu, deman. Ttp kalau indra penciuman hilang berbahaya juga
Betul, bunda. Membaca cerita para penyintas covid19 yang kita tidak kenal saja sedih rasanya apalagi ini sahabat sendiri.
HapusTerimakasih, Bunda. Masih harus banyak belajar
Iya, para ilmuwan pun masih menyebutnya penyakit seribu wajah karena gejalanya pada tiap orang berbeda-beda