Saat SMA, guru mata pelajaran Agama Islam sekaligus Pembina
ekstrakurikuler Kerohanian Islam menunjuk saya sebagai tutor sebaya bagi
teman-teman yang belum bisa baca tulis Al Qur’an. Selain itu juga untuk
membantu guru pengampu mata pelajaran Agama Islam yang saat itu hanya ada dua
orang, untuk membantu memantau perkembangan membaca dan menulis Al
Qur’an.
Sesungguhnya metode pembelajaran tutor sebaya ini sebagai salah
satu upaya untuk mendidik siswa sebagai tutor sebaya terpilih agar kemampuannya
tidak hanya dimanfaatkan bagi diri sendiri tetapi juga dibagi kepada orang lain.
Dari persentuhan saya dengan kegiatan ekskul Rohis inilah kemudian
saya mengenal majalah-majalah islami populer pada saat itu, yang kebetulan
menjadi penghuni rak perpustakaan di masjid sekolah kami. Diantaranya adalah
majalah Ummi, Annida dan Sabili. Untuk Sabili terus terang saya tidak suka
membacanya, bagi saya saat itu rasanya terlalu “berat”.
gambar dari Imunita |
Bagi
teman-teman yang lahir tahun 90an dan aktif di rohis pasti familiar dengan
majalah satu ini. Boleh dibilang Annida merupakan pelopor genre sastra baru di Indonesia,
yang kerap disebut dengan sastra islami.
Harian
Republika pernah menulis bahwa Annida memberikan "pencerahan bagi
pembacanya" bukan "sekedar hiburan". Sastrawan dan
Penyair, Taufik Ismail menyebut Annida melalui cerpennya mengajak remaja mencintai
sastra dan Islam sekaligus. Sastrawan, pendiri Komunitas Rumah Dunia, Gola Gong
mengatakan, cerita-cerita Annida "selalu menyisakan sesuatu setelah kita
membacanya". Bagi saya sendiri Annida adalah sahabat yang menemani masa
remaja saya.
Dari
Annida inilah kemudian saya mengenal Forum Lingkar Pena, karena kelahiran Forum
Lingkar Pena memang dibidani oleh Annida. Barangkali ada yang belum tahu, Forum
Lingkar Pena adalah organisasi pengaderan penulis yang bertujuan memberikan
pencerahan melalui tulisan yang didirikan pada tahun 1997.
Nama Helvy Tiana Rosa dan Asma Nadia sepertinya sudah
tidak asing lagi bagi kita, kakak beradik ini merupakan pendiri Forum Lingkar
Pena bersama Maimon Herawati dan belasan aktivis
lainnya. FLP sendiri adalah organisasi inklusif. Keanggotaannya terbuka bagi
siapa saja tanpa memandang ras maupun agama. Mayoritas anggota FLP memang
muslim, namun tingkat pemahaman keislaman mereka tidak seragam. Ada juga non
muslim yang bergabung. Meski demikian para anggota FLP memiliki niat yang sama,
yaitu membagi seberkas cahaya bagi para pembaca dan menganggap kegiatan menulis
adalah bagian dari ibadah.
Sebelas tahun kemudian,
tepatnya tahun 2010, saya dan beberapa teman merasa gelisah dengan geliat
literasi di kabupaten Lebak, tempat kami tinggal. Akhirnya dari obrolan yang
kadang sambil lalu kami sepakat untuk membentuk sebuah komunitas literasi.
Awalnya bingung harus memulai darimana, tetapi seseorang menyarankan kami untuk
bersilaturahmi dengan pegiat-pegiat literasi di Lebak yang sudah bergerak lebih
dulu.
Pada saat itu pertama
kali yang kami kunjungi adalah Bunda Iroh Siti Zahroh, Dengan
komunitas dongeng Saija Adinda yang didirikannya beliau menularkan virus-virus
literasi dengan fokus anak-anak usia dini. Sehari-hari beliau bergiat sebagai
widyaiswara di LPMP Banten. Kunjungan kedua, kami mendatangai rumah Kang Chavchay Syaifullah,
seorang penyair angkatan 98. Sastrawan nasional yang berasal dari Lebak. Ketiga
kami mengunjungi Komunitas Rumah Dunia, milik Gola Gong.
Dari ketiga pertemuan
itu pesan utamanya hampir serupa bahwa menularkan virus literasi itu berat,
apalagi di daerah kita (Lebak dan Banten), apalagi kalau kita "bukan
siapa-siapa". Alih-alih mendapat simpati malah biasanya tak dilirik
setengah mati. Tapi jangan mengalah dengan keadaan, terus saja lakukan apa yang
kita yakini jika itu untuk kebaikan sesama.
Saat itu karena Bunda
Iroh memiliki kegiatan dengan komunitasnya sendiri, Kang Chavchay lebih banyak
berkegiatan di luar Lebak. Maka satu-satunya yang kemudian menjadi pembimbing
kami adalah Mas Gola Gong. Di Komunitas Rumah Dunia ini
akhirnya saya dan teman-teman berkenalan dengan Forum Lingkar Pena, yang
kebetulan hampir semua anggota FLP Serang - Banten adalah alumni kelas menulis
di Rumah Dunia. Dan hanya di Kabupaten Lebaklah yang pada saat itu FLP tidak
memiliki cabang. Akhirnya kami sepakat untuk mendirikan FLP Cabang Lebak.
Diskusi di pendopo Pandeglang bersama ketua umum FLP Banten Imam Syalimi membahas pembentukan FLP Cabang Lebak |
Dan akhirnya
di Maret 2010, di teras gedung BKD Kabupaten Lebak kami mengadakan agenda
perdana yaitu launching dan pelatihan perdana. Saat itu kami bagi menjadi dua sesi.
Sesi pertama launching dengan memperkenalkan sejarah Forum Lingkar Pena dan
diresmikannya FLP Cabang Lebak. Sesi dua Bedah buku dan Motivasi Menulis dari
Gola Gong dan Chavchay Syaifullah. Saat itu saya sendiri tidak mengira akan
mendapat sambutan luar biasa dari siswa-siswa SMP, SMA, SMK dan Mahasiswa
maupun masyarakat umum yang kami undang untuk hadir dalam kegiatan ini. Lebih
dari 100 orang memadati teras BKD saat itu.
Banner sederhana yang menandai launching FLP Cabang Lebak |
Mas Gola Gong memberikan motivasi menulis |
Kang Chavchay Syaifullah |
Pak Sholihin perwakilan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak juga hadir |
Kang Imam Syalimi, Ketua FLP Banten |
Calon anggota FLP lebih dari 100 orang terdiri dari siswa SMA dan Mahasiswa |
Saya, Imas dan Yusi, dimalam sebelum launching dimulai |
Banyak
pengalaman menarik yang tidak melulu tentang menulis yang saya dapat selama
bergiat di FLP Cabang Lebak. Salah satu yang berkesan adalah saat mengikuti
kegiatan Upgrading Pengurus Nasional 1 FLP yang diadakan di Jogja pada saat itu.
Kebetulan saya, Hilal dan Lilo yang menjadi perwakilan pada kegiatan tersebut.
Bertemu dengan teman-teman perwakilan seluruh Indonesia selama tiga hari tentu
membawa kesan-kesan tersendiri.
Kegiatan Opening oleh Mbak Izzatul Jannah |
Kang Abik penulis novel fenomenal Ayat-Ayat Cinta |
Foto bersama Bapak Zaim Uchrowi, Dirut PT Balai Pustaka |
Dari perjalanan panjang mendirikan FLP Cabang Lebak, akhirnya kini
mati suri kembali. Sedih rasanya, tapi memang benar dugaan sejak mula dari
pegiat-pegiat literasi pendahulu kami. Ini bukan perjuangan yang mudah. Meski
disetiap kegiatan yang diadakan FLP pusat kami ikuti, tetapi kegiatan di FLP
cabang sendiri mati, tidak ada lagi pengkaderan. Meski saat ini saya dan
teman-teman sedang mengupayakan kembali hidupnya FLP Cabang Lebak.
Di Milad FLP ke 24 ini, satu-satunya kegiatan yang kami ikuti adalah lomba antologi cerpen antar cabang,
Cover antologi cerpen yang dilombakan dalam rangka memeriahkan milad FLP ke 24 |
Berharap besar sekali ke
depan saya dan teman-teman bisa menghidupkan FLP Cabang Lebak kembali. Meski
kami tahu ini bukan perjalanan yang mudah. Semua berproses, tidak ada proses
sekali jadi yang singkat. Dan semoga apapun wadahnya, apapun komunitasnya kita
mampu bersinergi bersama untuk kabupaten Lebak yang kita cintai. Semoga tidak
ada senioritas apalagi merasa "saya lah pegiat literasi terdahulu di
Lebak".
Dan untuk FLP, selamat Milad yang ke 24.
Berbakti. Berkarya.
Berarti
18 Komentar
Tetap semangat, Insya Allah pasti bisa...
BalasHapusSiap, semangat!
HapusTerimakasih, Pak Sholeh
Super
BalasHapusAamiin, terimakasih
HapusSelamat Ulang Tahun
BalasHapusSemoga FLP CABANG Lebak semakin jaya berliterasi
Aamiin, terimakasih Pak Indra
HapusInteraksi antar satu dengsn lainnya membawa perkembangan yang luar biasa pada pribadi seseorang ya, ananda Pipit. Setelah bersilaturrahmi dengan A, kenal dengan B, C, dan Seterusnya. Selamat pagi. Doa sukses untukmu selalu.
BalasHapusBetul sekali, Bu
HapusKekuatan silaturahmi itu nyata adanya, seperti saat ini meski kita hanya bersilaturahmi secara virtual saya mendapat banyak masukan dari teman-teman semua
Aamiin, Bu Haji juga ya sehat sehat selalu.
Selamat pagi 😘
Sukses terus, Mak Pit
BalasHapusAamiin, terimakasih Om Momo
Hapussaya dulu pernah gabung FLP pas awal kuliah
BalasHapussayang mutung karena ya begitulah mahasiswa kupu kupu ya pengennya rebahan aja di rumah hihi
sukses buat FLP saya dulu gabungnya FLP malang beberapa kali ikutan acaranya di Perpusatkaaan kota seru seru sih
Rebahan is my passion ya mas, Hi hi hi...
HapusWah, kalau FLP Malang sih jangan dikata, banyak banget aktivitasnya. Saluuut 👍
Aku gak tau majalah Anninda, yang tau cuman majalah BOBO doang. HAHAH.
BalasHapusBtw, Selamat Ulang Tahun FLP CABANG Lebak dan buat kakaknya semoga sukses terus ya. 😁
Majalah Bobo keknya lebih familiar sih ya, Ha ha ha...
HapusAamiin,
Terimakasih ya Mas Ananda, Sukses dan sehat-sehat terus masnya
Memang betul sekali mbak, menularkan kegiatan literasi atau hobi membaca susah, anak saya juga tidak hobi membaca tapi sukanya main hape.
BalasHapusSelamat milad ke 24 ya Forum Lingkar Pena kabupaten Lebak, semoga saja nanti aktif lagi ya mbak.
Anakku juga gitu, suka main hape. Tapi ya anak-anak yang lahir sekarang memang sudah "digital sejak dalam kandungan", wkwkkw
Hapusyang penting masih bisa disiasati dan didampingi saat main hpnya ya mas
Aamin, terimakasih banyak ya Mas Agus
Wah saya baru tau ada Forum Lingkar Pena ini.. Suka sekali bisa ngumpul-ngumpul dengan orang yang sehobi.. Saya juga dulu suka ngumpul sama komunitas blogger.. Rasanya tu makin termotipasi buat nulis di blog lebih banyak :))
BalasHapusBener banget, mas Andie...
HapusMeski abis kumpul-kumpul kadang motivasinya ikut nguap entah kemana. Wkwkwk
Tapi ini sih saya doang kali. Ha ha ha