Jujur malam ini kok rasanya berat sekali untuk mengikuti pertemuan di WAG Belajar Menulis PGRI, rasa-rasanya penyakit lama ingin bangkit kembali. Aduh, tolong.
Tapi melihat flyer yang dikirim di WAG membuat saya mau tidak mau harus sigap mengikuti kulwap malam ini. Pertemuan keempat belas, masih ada enam resume lagi yang harus saya tulis sebagai salah satu syarat untuk menjadikannya sebagai sebuah buku yang dapat diterbitkan. Bismillah, semangat... semangat!
Malam ini yang menjadi Narasumber adalah Bapak Dede Suryana, S.Pd., MM, yang karib disapa Abah. Beliau adalah seorang guru honorer sejak tahun 1987. Namun prestasinya sungguh gemilang, berdasarkan curriculum vitae yang dibagikan di wag, beliau pernah mendapatkan banyak penghargaan terakhir pada tahun 2020 tercatat beliau Guru Inspiratif Nasional dari Dirjen GTK Kemdikbud RI dan Guru Berprestasi dari Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Masih tidak percaya pada pengantar kata dari Bu Aam sebagai moderator malam ini, saya baca sekali lagi CV Abah dede sekedar memastikan kebenaran informasi dari Bu Aam. Dan ternyata memang benar, sampai saat ini Abah merupakan seorang guru honorer. Anda terkejut? anda heran? saya juga.
Menurut pengakuan Abah itu semua karena beliau mencintai profesi guru sepenuh hati terlepas plus dan minus menjadi seorang guru honorer. Dengan tidak bermaksud menggurui atau pun pamer prestasi, makanya malam ini abah ingin berbagi motivasi prestasi.
Bagi Abah sendiri apa yang diraihnya selama ini adalah bonus. Karena selama berkiprah di dunia pendidikan beliau sama sekali tidak pernah terpikirkan ke arah sana. Yang selalu menjadi pegangan Abah adalah "dalam hidup akan dipertemukan dengan pertemuan yang misterius".
Intinya terus saja asah kemampuan dan keunggulan diri kita, nanti dengan sendirinya pengakuan itu akan datang. Seperti yang Abah rasakan dan lalui, setelah sekian lama Abah bergelut di dunia pendidikan, beberapa tahun kemudian Abah dipertemukan dengan "pertemuan misterius".
Hal penting lainnya, Abah selalu mencatat apa yang harus dikerjakan dan mengerjakan yang sudah dicatat. Artinya kalau ada tugas kerjakan, kalau ada ide tuliskan. Karena dari situlah kita akann belajar bertemu dengan permasalahan dan kesulitan yang tentu saja solusi terbaiknya adalah bertanya pada yang lebih tahu, lebih memahami. Poin pentingnya adalah bertanya merupakan ciri manusia berpikir.
Meski diluar sana banyak sekali profesi, akan tetapi profesi seorang guru adalah mulia. Karena menurut pendapat abah, tanpa kehadiran seorang guru, maka profesi lain tidak akan ada dan terjadi oleh karena itu kita harus bangga dengan profesi saat ini dan mensyukurinya baik yang honorer maupun yang sudah menjadi ASN. Selain itu kita harus ingat bahwa guru adalah pelayan bagi peserta didik karena guru adalah fasilitator apalagi dimasa Pandemi seperti sekarang ini.
Kalau melihat pengalaman, Abah pernah mengajar di SD, SMP, dan sekarang diberi amanah juga mengajar di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung. Selain itu juga diberi kesempatan untuk berbagi dengan guru hebat di tahun kemarin untuk menjadi narasumber Bimtek guru pembimbing khusus bagi guru yang mengajar di sekolah inklusif di Indonesia.
Hal tersebut merupakan suatu kebanggan tersendiri bagi Abah dengan bisa berbagi pada yang lain. Termasuk seperti malam ini bagi Abah adalah suatu kehormatan karena om Jay memberi kesempatan Abah untuk sedikit barbagi dengan guru hebat di WAG Belajar Menulis. Abah berharap semoga hal ini dapat menambah motivasi untuk berkarya dan mengupgrade pengetahuan untuk lebih baik lagi. Karena guru zaman now adalah guru yang harus nyaman didalam zona ketidak nyamanan dan guru pembelajar yang tidak berkesudahan.
Sekali lagi Abah menegaskan bahwa beliau bukan bangga atas pencapaian yang telah beliau raih hingga saat ini namun bangga karena beliau berproses melaluinya tidak serta merta didapatkan secara instan.
Pengalaman abah lainnya adalah diberi kesempatan untuk berbagi dengan dengan sahabat luar biasa P4TK TK dan PLB Kemdikbud. Menurut Abah itulah yang dimaksud dengan "pertemuan misterius" itu, sama sekali bukan karena Abah yang hebat dan bukan pula hasil kerja keras Abah, tetapi tentu saja semua karena Allah SWT, yang telah memudahkan dan melancarkan aktivitas Abah. Saat ini setelah 13 tahun mengajar di sekolah inklusif, Abah hijrah, mencari suasana baru dan dengan harapan Abah bisa menebar virus inklusif di tempat yg baru.
Dulu S.1 Abah adalah jurusan Pendidikan khusus, atau Pendidikan Luar Biasa(PLB), jadi Abah mengajar anak berkebutuhan khusus (ABK). Peserta Didik Berkebutuhan Khusus adalah guru abah. Abah meyakini apa yang dicapainya sekarang karena sejatinya dari PDBK inilah Abah belajar banyak hal dan nanti yang akan menuntun ke syurganya Allah SWT.
Ada sebuah keinginan Abah yang beliau kemukakan pada saat penyampaian materi ini, beliau ingin sekali suatu saat ada guru yang menyapa, "Bah benar apa yg disampaikan Abah, sekarang saya menjadi narasumber dan mendapat apresiasi". Semoga terwujud ya Bah, dalam satu takdir semoga sayalah orang tersebut.
Abah menambahkan semoga malam ini menjadi momentum yang baik untuk mengasah kemampuan. Kolaborasi macam ini akan menambah amunisi untuk terus bergerak dan menggerakkan guru yang lain. Karena tidak sedikit di luaran sana guru-guru terlalu asasik di zona nyamannya. Tugas bagi peserta WAG Belajar Menulis untuk menjadi duta untuk penggeraknya. Karena waktu terus cepat berputar, sebagai pertanda perubahan itu akan terus berubah, jadi kita harus siap untuk mengikuti ke arah mana perubahan yang lebih baik itu. Nabi Muhammad SAW, bersabda, kalau hari ini sama dengan hari kemarin adalah orang yang merugi
Pesan dari Abah untuk semua guru, jangan pernah lelah belajar dan mencari ilmu karena akan lebih lelah dan tersiksa apabila dikemudian hari kita tidak memiliki ilmu. Jangan pernah memaksa karena mereka akan melawan,dan jangan pernah mengancam. Namun berikan mereka Cinta niscaya mereka akan memberikan segalanya. Jangan lupa untuk selalu berupaya mencintai profesi kita, insya Allah nanti akan datang takqir baik yang misterius. Dan teruslah berkolaborasi untuk mencapai prestasi, saling mendoakan. Karena kita tidak pernah tahu dari mulut dan tangan tengadah siapa do'a akan dikabulkan.
.


23 Komentar
wow, wow,wow
BalasHapusTulisan yang keren buu pipit
luarrr biasa
semangat berkarya, semangat menginspirasi
Luar biasa resumenya, semoga saja dari sekian guru yang akan menyapa Abah, sambil berdiri di podium kehormat, abaaah ini kah yg Abah harapkan, wah Abah merasa terharu bangga sekali ... Tetap semangat dan jangan lupa ikhtiar, dia dan tawekal, hasil apapun itulah yg terbaik
HapusTerimakasih Pak Miftah :)
HapusInsyaAllah, Abah
Hapussemua yang Abah sampaikan meresap dihati, sebisa mungkin akan berupaya meneladaninya
Aamiin yaa rabbalalamiin
HapusMantap tulisannya bu
BalasHapusTerimakasih, Bu Hani
HapusWow resumex detail bu, semoga semakin sukses
BalasHapusTerimakasih, Bu Sri
HapusSukses juga buat Ibu ya
Salam literasi bu, semangat berkarya
BalasHapusTerimakasih, Bu Atik
HapusSemangat!
Mantapp.. Semangat terus Bunda Pipit
BalasHapusTerimakasih, Bunda Aam
HapusLengkap resumenya mantap bunda
BalasHapusTerimakasih, Bunda Sri
HapusSaya juga guru honorer tapi belum pernah menorehkan prestasi seperti Abah Dede, sangat menginspirasi Semoga bisa menjadi pelajaran untuk kaula muda terutama yang masih menjadi guru honorer
BalasHapusSaya malah berkeyakinan banyak honorer yang tidak kalah berdedikasi pada pekerjaannya dibanding ASN, hihihi...
HapusNo hard feeling ya yang udah ASN 🙏
Masyaallah, salut sama guru yang berdedikasi seperti ini..
BalasHapusDulu saya juga pernah jadi tenaga honorer, tapi bedanya programmer.. Selama 4 tahun, akhirnya saya keluar karena pendapatan diluar pemda jauh lebih menggiurkan 😂
Betul, saya juga salut sama Abah
HapusWah, ada benernya juga nih. Apalagi klo kerjaan macam programer mah, beuh lah... 😂
Sama Bu.. :D
BalasHapusSaya juga terseok-seok menyelesaikan resume malam ini.
Sudah tiap kali baca bikin nyesek, jadinya g jadi-jadi tuh buat resumenya..
hahahaha..
Alhamdulillah bisa menyelesaikan juga resume Abah :)
Alhamdulillah ya bu :)
HapusSalut buat Abah Dede Suryana, biarpun guru honorer tapi tetap giat berkarya. Tapi sedih, masa dari tahun 1987 sampai sekarang masih honorer saja, itu pemerintah bagaimana sih, apa tidak bisa melihat guru yang patut jadi PNS karena menurut ku Abah sangat layak, apalagi beliau jadi pengajar juga di salah satu perguruan tinggi swasta.
BalasHapusSalut sama Abah yang berdedikasi, tetap semangat ya Abah.
Sebenarnya kalau menyimak dari uraian beliau, memang menjadi PNS bukan tujuan utama beliau. Kalau pun jadi beliau pasti menganggapnya sebagai bonus. Sepertinya lebih ke sejauh mana bisa bermanfaat bagi sesama.
HapusSangat berdedikasi, dan menginspirasi.