Betapa pilu mengingat
kau jauh di hulu
Sedang aku telah jauh
mengalir menuju hilir
Tak ada yang tersisa
selain torehan dalam ingatan
Menjadi kenangan yang
bertandang berkelebatan
Pernahkah kau
bertanya
Mengenai hulu dan
hilir
Ketika pilu menjalar
dalam pikir
Ketika kelu menghasut
peluh berbulir-bulir
Kekasih,
Hulu dan hilir
hanyalah jarak
di muara kita takkan
terserak
Sebab jantung kita telah
lama bersanding dalam detak
10 Komentar
hmm, hulu dan hilir jarak yg jauh, tapi masih mengalir sehati..
BalasHapuskarena tujuannya satu menuju muara, mas :)
BalasHapuspencapaian arti kebebasan sejati meski muara menyaipkan kekeruhan. sungguh indah petikan aksaramu
BalasHapusKata2 kuncinya ada pada kelu dan pilu
BalasHapussatu tujuan walaupun beda jarak & waktu,yang penting tetap satu hati
BalasHapusHm, ber decak lagi dah, baca tulisan sang 'maestro' ini, ck ck ck
BalasHapusHebat !!! hanya itu yang bisa kubilang.
kanda Arief: terimakasih kanda apresiasinya
BalasHapus21inchs: permainan kata saja :)
Mas Andy: kira-kira demikian
obrolan blogger.com: wah, terimakasih :)
Luar biasa Neng Say! Bait terakhir ini nendang banget.. sumpah..kereeeen!!!
BalasHapus{Kekasih,
Hulu dan hilir hanyalah jarak
di muara kita takkan terserak
Sebab jantung kita telah lama bersanding dalam detak}
Waw..!!
BalasHapusakang say: awww!! komennya nendang ke jantung :D
BalasHapusnuhun akang, nuhun :)
mas Baim: wiiiw, selamat datang mbah Tukimin :D