Seringkali kita menafsirkan orang lain menurut kerangka kepribadian kita sendiri.
Seseorang yang sedang membanggakan dirinya kita sebut atau kita tafsirkan sebagai merendahkan diri kita.
Seseorang yang mengutarakan sikap dan cita-cita pribadinya, yang obyektif memang ada sangkutan nilai dengan soal diri kita, kadang-kadang kita tafsirkan sebagai celaan pada keadaan diri kita.
Sikap demikian tidak obyektif. Kita harus menafsirkan orang lain menurut dunianya bukan dunia kita. Kita harus sadar akan adanya kekhususan-kekhususan pada tiap orang dan karenanya harus menghormati kekhususan itu.
-cathar AW, 291171-
0 Komentar