Dear Little Girl



Usianya belum genap empat tahun. Aku jatuh cinta pada tatapan sayu dan rengekan manja gadis kecil itu sejak kali pertama melihatnya dalam perjalanan 17 jam. Kami duduk satu bangku di bus yang kami tumpangi. Awalnya gadis kecil itu hanya diam dan sesekali melirik ke arahku ketika ku ajak bicara, bahkan coklat yang kutawari tidak ditolehnya sedikitpun. Entah bagaimana mulanya tiba-tiba dia melirik dan mulai, mengoceh ke arahku. Ocehan cadelnya lucu, membuat gemas siapa saja yang mendengarnya. Dan kami mulai larut dalam keakraban, dia suka sekali mencium dan menjawil pipiku.

Gadis kecil itu milik sahabatku.
Sahabat yang dulu kami pernah dekat walaupun tidak pernah sampai berbincang cinta. Kebetulan kami memiliki hobi yang sama, dia suka bergitar dan aku suka bernyanyi jadilah kami pasangan yang klop diatas panggung. Aku akui, dulu pernah memiliki rasa untuknya, tapi aku tidak pernah berani bermimpi sedikitpun untuk berharap bisa bersamanya. Aku tahu siapa aku, siapa dia. Dan memang rupanya takdir langit tidak sejalan dengan keinginan bumi. Dia lebih dulu menemukan dermaganya. Sedih? tentu!, aku merasa kehilangan, mungkin karena selama ini aku merasa memilikinya. Sampai beberapa waktu, dalam diam aku tertatih mengobati segala perih.

"Aku sudah tidak bersamanya lagi", katamu dalam perjalanan 17 jam itu.
dan aku sengaja menutup telingaku karena aku tidak ingin mencerna kalimatmu, mendengarnya saja membuatku mual.

Demi menatap gadis kecil cantik yang terlelap dipangkuanku, aku selalu tak habis pikir kenapa ada pilihan untuk berpisah? apakah sudah dipertimbangkan segala konsekuensinya? bukankah pilihan pun harus mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan tersebut? ah ya banyak tanya didalam sini, tapi biar kucari sendiri jawabnya...

Untukmu gadis kecilku,
Hold on little girl, show me what he's done to you
Stand up little girl, a broken heart can't be that bad...
Tuhan, selalu menjagamu sayang. . .

Posting Komentar

0 Komentar