Serat Katalida yang ditulis oleh Ronggo Warsito begitu menarik bagi saya. Merupakan sebuah refleksi dari seorang filosof yang begitu fasih menginsyafi tanda-tanda alam dan dinamika sosial yang jelas-jelas terejawantah sebagai ayat-ayat kauniyah dimuka bumi. Itulah mengapa syair ini tetap ‘mengena’ sampai jauh dari zamannya hingga saat ini. Maka tidak aneh jika ada orang mempercayai syair ini sebagai ramalan.
Terlepas dari orang-orang yang meyakini bahwa syair ini merupakan ramalan, syair ini tentunya merupakan kepekaan si penulis terhadap apa yang terjadi pada saat itu yang ternyata juga merupakan fenomena sosial yang terjadi saat ini. Dimana sebenarnya kita telah kehilangan kedaulatan dan kemandirian dalam mengatur diri sendiri. Kedaulatan yang dihancurkan oleh kemiskinan hati, kebobrokan moral, dan syahwat kekuasaan belaka. Sehingga realitas kehidupan kita (meminjam istilahnya Tommy F. Awuy) menjadi tak lebih sebagai permainan gairah semata.
Inilah beberapa bait yang menurut saya begitu lekat dengan apa yang terjadi saat ini.
Manungsa padha seneng salah,
Ora ngendahake hukum Allah,
Barang jahat diangkat-angkat,
Barang suci dibenci,
Orang yang benar termangu-mangu
Sementara orang yang salah justru gembira ria
Orang baik ditolak
Orang jahat justru naik pangkat
Yang mulia dilecehkan
Yang jelek dipuja-puja
Perempuan sudah tidak tahu malu
Lelaki sudah tidak punya wibawa
Melihat hal ini seharusnya bangsa kita mulai membangun kembali ruang bagi penajaman spiritual menuju proses kesadaran religius yang mencerahkan kembali fitrah manusia yang (sebenarnya) mencintai kebenaran
Merupakan hal yang memalukan jika kita yang suka mengaku-ngaku manusia modern benar-benar tidak berkaca pada kearifan lokal yang telah terbaca oleh Ronggo Warsito itu.
2 Komentar
Postingan singkat tapi sungguh padat makna..
BalasHapusYa..orang-orang yang membaca tanda akan mampu memprediksi ujung perjalanan dunia ini..
semoga kita diberikan kemampuan seperti itu ya, Om :)
BalasHapus