Setiap orang tahu mereka akan mati
tapi tak seorang pun percaya itu akan terjadi pada mereka sendiri’

-Tuesday With Morrie- 

Seperti itulah aku, meski tidak acapkali demikian
Lalu jum'at itu langit terasa begitu pekat
Hanya isak menyayat dari wajah-wajah pucat
Betapa aroma kematian begitu dekat...

----------
Siapa sih yang nggak kenal sama alumni SMP 4 yang rata-rata "The Have" , dan kamu salah satu dari sekian banyak alumni SMP 4 itu. Mungkin itu kenapa dulu pas kita masih berseragam Putih Abu-Abu kita nggak akrab. "The Have" dan "The Poor" seperti air dengan minyak. Jujur aku pernah iri sama kalian "The Have"-kalian yang populer seantero sekolah-.

Tapi itu dulu, Setelah 8 tahun atas jasa Facebook (thanks to Mark) kita ketemu lagi, anehnya kita jauh lebih akrab padahal dulu jaman SMA nyapa aja nggak pernah. Pernah seharian kita ngobrol ngalor-ngidul sok filosofis, sampai hahahihi nggak jelas juntrungannya.

Rasanya baru kemarin, Saat kita sama-sama ribut mau ikut acara kontes pencarian bakat. Aku yang ingin jadi MC Kondang dan kamu yang mau jadi Jurnalis sexy tapi akhirnya dengan ribut pula kita sama-sama membatalkan diri dari ajang tersebut. Lalu kita sama-sama tertawa, menertawakan kebodohan diri. Ah, rasanya baru kemarin... Mimpikah ini?

Rest In Peace: Dinda Epriliana
Terimakasih untuk pernah mewarnai hidupku, Good man die young, they said.
Tuhan memelukmu...
-----------

” Seandainya aku mengetahui kapan tiba ajalku, niscaya aku takut akan hilangnya akalku, tetapi Allah ta’ala memberikan anugerah kepada hamba-hamba-Nya berupa lalai dari kematian. Dan jika tidak ada kelalaian, niscaya mereka tidak akan merasa hidup bahagia dengan kehidupan dan tidak akan ada pasar-pasar yang berdiri di antara mereka.”

-Dzikir al maut wa ma badahu, Metode menjemput kematian, Al-Ghazali