Muda, remaja, tidak melulu hura-hura dan bikin huru-hara
Muda,
remaja, dengan segala kegilaannya adalah juga mereka yang peduli
dengan bumi yang mereka pijak dan langit yang mereka tatap
Andai anda semua tak pernah menemukan sosok seperti itu
temukanlah pada diri 27 penulis Gilalova #4
Gilalova
#4 adalah antologi cerpen yang dengan sengaja dan penuh kesadaran
ditulis untuk kado hari jadi Provinsi Banten yang kesebelas, sebenarnya
yang paling tepat adalah “Kado Untuk Ratu”.
Kado
untuk Ratu berupa kri(p)tik yang renyah sekaligus menggigit khas
remaja ini semoga menjadi santapan lezat untuk Ratu. Banyak hal yang
kami (penulis) obrolkan melalui cerpen yang kami tulis ini dan bukan
hanya sekedar asal cuap-cuap tentang ketidakpuasan terhadap daerah yang
kami tempati. Melalui antologi cerpen ini, setidaknya kami peduli pada
daerah yang kami tempati.
Isu-isu yang
diangkat pada setiap cerpen dalam antologi ini sebenarnya bukan hanya
terjadi di Banten. Dalam sekala lebih luas, juga terjadi diberbagai
belahan nusantara bahkan juga dunia. Masalah pendidikan yang hanya
seperti untuk kalangan berharta, jalan perkampungan yang seperti
dianaktirikan, obsesi penguasa untuk memerintah selamanya, hingga
permasalahan sosial yang pelik dan berbelit layaknya benang kusut.
Sepertinya
ini pun bukan hanya jeritan kami, para penulis yang tinggal di Banten.
Tapi juga jeritan rakyat yang merasa ada kejanggalan pada sistem
sosial di sekitarnya.
Melalui Gilalova
#4 ini, bukan hanya cinta yang diutarakan, tapi sebenar-benarnya cinta
yang diungkapkan untuk realita didepan mata yang kadang kita anggap
fana.
Inilah Gilalova #4, Gilalova yang
berbeda karena tidak melulu membahas cinta tapi kepedulian anak bangsa
pada negrinya. Jika ada yang mengatakan kami gila, kami memang gila,
tapi kegilaan ini sekali lagi karena cinta kami yang begitu besar pada
bumi yang kami pijak dan langit yang kami tatap. Kami cinta negeri ini,
dalam kondisi apapun.
Salam Penuh Cinta Gilalover’s
PS:
Royalti buku ini akan didonasikan untuk pembebasan tanah Rumah Dunia
yang akan difungsikan sebagai Taman Budaya pusat berkembangnya segala
seni dan budaya literasi. Taman Budaya ini bukan hanya untuk masyarakat
Serang atau Banten meskipun Rumah Dunia berada di
Ciloang-Serang-Banten. Tapi untuk anda, mereka, kita semua.
Tak lupa terimakasih tak terhingga:
- Allah Yang Maha,
Kakak pertamaku selalu mengatakan Allah adalah partner terbaik bagi manusia-manusia kreatif
- Bapak dan Mama, atas segala pemberian yang tak kan pernah terbalas
- Kakakku nomor satu di dunia, Agus Sutisna
- Guru menulisku Gol A Gong
- Guru, Kakak, Sahabatku terkasih, Widhi Satya, Muhammad Abid, Nuraini Fathonah, Fikri Agusti Ningsih, Muhammad Iqbal, Marceira Sastranegara, Andy, Achie Anna Westi, Adam Effendy.
- Gong Publishing
- Gilalovers
- Teman-teman Facebook, Blogger, Multiply, YM, Ngerumpi, Antoren.
- Kawan lamaku Toni Black, atas masukan idenya. Terimakasih sangat, Kawan
3 Komentar
segala kegilaannya adalah juga mereka yang peduli dengan bumi yang mereka pijak<---nah kalo yg begini ni sy setuju bgt dan dukung dech cerpennya
BalasHapusWah sukses buat bukunya :)
BalasHapusKeren ey sudah diterbitin :D
Semoga bisa nemu di gramed nanti :)
ganbatte yak !
@Al kahfi : makasih mas :)
BalasHapusjangan lupa beli ya, teuteup jualan. hahaha...
@uchank: amiin, makasih uchank :)
yupz, ada di Gramed. klo ga ada ditempatmu nyarinya ke Gramed Matraman yak :D